Gagalkan Pertemuan Komunitas Gay, Jaringan Islam Anti Diskriminasi Nilai Polisi Salah Paham
Aan menilai itu pertemuan biasa bahkan kegiatan tersebut bersifat edukatif
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Sutono
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Upaya keras Polrestabes Surabaya menggagalkan pertemuan komunitas gay di Surabaya dikecam aktivis LSM Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD), Aan Anshori.
Menurutnya, tindakan polisi itu berlebihan.
“Polisi berpandangan acara tersebut tidak memiliki izin keramaian sehingga dikhawatirkan mengganggu ketertiban umum. Tampaknya polisi salah paham mengenai ini,” kata Aan, Minggu (7/2/2016) malam.
Dia beralasan, acara kumpul-kumpul itu merupakan pertemuan biasa.
Bahkan, sambung Aan yang juga aktivis Jaringan Gusdurian itu, kegiatan tersebut bersifat edukatif.
“Karena ditujukan untuk mempromosikan urgensi kesehatan reproduksi dan kampanye bahaya HIV/AIDS. Secara khusus, acara tersebut juga digunakan untuk memperkenalkan situs Kementerian Kesehatan bagi peserta yang hadir,” cetus Aan.
Kengototan polisi untuk menggagalkan acara itu sangat bermasalah mengingat kemerdekan berkumpul dan berserikat merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.
Aan meyakini kegigihan polisi ini dipicu dua hal, yakni masih kuatnya homophobia di kalangan kepolisian dan kuatnya tekanan dari kelompok radikal Islam di Surabaya.
Diberitakan, rencana King Entertainment bersama GAYa Nusantara menggelar seminar di Happy Puppy, Minggu (7/2/2016) dipastikan batal.
Polrestabes Surabaya tidak mengeluarkan izin untuk seminar yang juga mengundang pihak Puskesmas tersebut.
Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar mengungkapkan, panitia belum mengajukan izin acara itu ke Unit Intelkam Polsek Dukuh Pakis maupun Satintelkam Polrestabes Surabaya.
Pihaknya juga sudah koordinasi dengan polsek jajaran dan instansi terkait, untuk mengantisipasi kemungkinan panitia memindahkan acara ke lokasi lain di Surabaya.
“Alih-alih melindungi hak konstitusional kalangan gay, polisi lebih memilih tersandera oleh dua hal itu. Saya mengecam tindakan represif Polrestabes Surabaya,” tegas Aan.