Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Denny JA, 50 Tahun Lagi Masyarakat Indonesia Sudah Bisa Menerima Kaum LGBT

Menurut Denny, para penganut persamaan hak kaum LGBT, yang kini mungkin dikucilkan, lima puluh tahun mendatang justru akan harum namanya.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kata Denny JA, 50 Tahun Lagi Masyarakat Indonesia Sudah Bisa Menerima Kaum LGBT
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Bandung Raya melakukan unjuk rasa menolak LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di depan Mesjid Istiqomah, Jalan Citarum, Kota Bandung, Jumat (19/2/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar survei opini publik, Denny Januar Ali (Denny JA) membuat prediksi bahwa 50 tahun mendatang atau sekitar tahun 2065 publik di Indonesia baru bisa menerima kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Menurut Denny, para penganut persamaan hak kaum LGBT, yang kini mungkin dikucilkan, lima puluh tahun mendatang justru akan harum namanya. Sebaliknya tokoh yang anti-LGBT yang kini diagungkan, saat itu akan dicatat dengan tinta hitam.

"Aneka penemuan terbaru dalam neuro-science, psikiater, psikologi, gerakan hak asasi manusia, dan reformasi dalam ajaran agama adalah kekuatan besar sejarah yang sulit dibendung oleh siapapun," ujar aktivis antidiskriminasi itu, dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (21/2/2016).

Denny berargumen mayoritas generasi Indonesia sekarang tentu sebagian besar akan tetap bertahan dengan sikapnya yang anti-LGBT. Namun generasi baru Indonesia akan hidup dalam zaman dan mindset yang sama sekali berbeda.

"Lima puluh tahun dari sekarang, bahkan kurang, kita akan melihat Indonesia yang berbeda, yang mayoritasnya menerima prinsip hak asasi yang dirumuskan PBB, termasuk hak bagi kaum LGBT," tuturnya.

Di kalangan negara yang mayoritasnya Muslim, lanjut Denny, Indonesia paling mungkin menjadi negara pertama yang mayoritasnya pro-LGBT. "Dibanding negara mayoritas Muslim lain, Indonesia lebih mempunyai tradisi menerima keberagaman," ucapnya.

"Tentu saja hal ini tak akan terjadi dalam 10 tahun ini. Perlu waktu yang lebih panjang bagi opini publik Indonesia untuk merenung dan berubah," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas