Duit yang Dihabiskan Belanja Seks di Indonesia Tembus 2,25 Miliar Dollar AS
Lembaga riset aktiivitas pasar gelap Havocsope baru saja merilis daftar negara paling sering ‘belanja seks’.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Lembaga riset aktiivitas pasar gelap Havocsope baru saja merilis daftar negara paling sering ‘belanja seks’.
Seperti dilansir dari DW.com, Indonesia menempati urutan ketiga di Asia Tenggara soal ‘belanja seks’ di bawah Thailand dan Filipina.
Untuk wilayah global, Indonesia menempat urutan ke-12, sementara urutan pertama dipegang China.
Di Thailand, prostitusi tidak sepenuhnya ilegal. Dalam praktiknya, pelacuran masih ditoleransi dan ada sebagian aturan mengenainya.
Prostitusi masih beroperasi secara sembunyi-sembunyi di banyak distrik. Para pejabat lokal kadang juga melindungi praktik pelacuran.
Sejak perang Vietnam, Thailand terkenal di antara para pelancong dari berbagai negara sebagai tujuan wisata seks. Nilainya sekitar USD 6,4 miliar.
Sedangkan Filipina dengan USD 6 miliar karena praktik prostitusi di Filipina tergolong ilegal.
Namun, tetap saja wisata seks virtual yang melibatkan anak di bawah umur makin menjamur di negeri itu.
Yang mengenaskan, kemiskinan dan kemudahan akses internet membuat negeri tersebut menjadi magnet buat kaum paedofil.
Lain halnya dengan Indonesia dengan asumsi belanja seksnya USD 2,25 miliar.
Di Indonesia, praktik pelacuran dilakukan secara gelap.
Dianggap sebagai kejahatan moral, aktivitas prostitusi di Indonesia tersebar luas dan diatur.
Unicef memperkirakan, 30% pelacur perempuan di Indonesia berusia di bawah 18 tahun.
Tak hanya itu, banyak mucikari yang masih berusia remaja.