BNPB Kesulitan Lacak Potensi Tsunami Mentawai Karena Banyak Alat Deteksi Tsunami Rusak
Adapun peringatan tsunami dari BMKG sebelumnya didasarkan dari modeling.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwa kondisi daratan di Provinsi Sumbar, Bengkulu, Padang, Pasaman barat, Mukomuko, Banda Aceh, masih aman.
Namun masyarakat di Pulau Sikakap Mentawai masih mengungsi ke tempat yang aman.
Sebelumnya data BMKG menyebutkan bahwa gempa berkekuatan 7,8 SR terjadi pukul 19.49 WIB. Posisi gempa di 5,16 Lintang Selatan dan 94.05 Bujur Timur atau 682 km Barat daya Kepualauan Mentawai. Gempa berada di kedalaman 10 KM.
"Dilaporkan bahwa kondisi di daratan Sumatera masih aman. Sedangkan komunikasi dengam BPBD Mentawai masih terus dilakukan. Belum ada laporan korban jiwa, kerusakan dan informasi datangnya tsunami di pantai barat Sumatera mulai dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu dan Lampung," kata Sutopo kepada Tribun, Rabu (2/3/2016).
Meski begitu, BNPB masih terus berusaha memperoleh informasi dari BPBD.
Adapun peringatan tsunami dari BMKG sebelumnya didasarkan dari modeling.
"Buoy tsunami yang ada di perairan Indonesia hingga saat ini belum memberikan laporan adanya tsunami. Banyak buoy yang rusak dan tidak berfungsi sehingga kita tidak mengetahui apakah potensi tsunami di lautan benar terjadi atau tidak," kata Sutopo.
Tsunami buoy adalah sebuah alat yang dipasang di laut dalam. Di Indonesia sekarang menggunakan 4 jenis buoy yang sedang beroperasi di perairan Indonesia, yaitu Buoy Tsunami Indonesia, Deep Ocean Assessment and Reporting Tsunamis (DART) Amerika, German-Indonesian Tsunami Warning System(GITWS) dan Buoy Wavestan.
Pada buoy ini terdapat OBU (Ocean Bottom Unit) dimana nantinya alat inilah yang mendeteksi adanya gelombang yang berpotensi sebagai tsunami yang lewat di atasnya.