Pelabuhan Ba'a Rote Sebagai Bagian Tol Laut Masih Perlu Ditingkatkan
Usai meninjau bandara D.C. Saudale, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan meninjau Pelabuhan Ba'a Rote, Minggu (13/3/2016).
Penulis: Sanusi
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, ROTE - Usai meninjau bandara D.C. Saudale, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan meninjau Pelabuhan Ba'a Rote, Minggu (13/3/2016).
Pelabuhan ini dikelola oleh kantor unit penyelenggara pelabuhan Ba'a di bawah Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.
Dalam tinjauannya, Menhub Jonan mengatakan perlu dilakukan perbaikan-perbaikan seperti penanganan sampah-sampah dan penambahan tanaman agar telihat lebih hijau dan menambah kenyamanan.
Selain itu, Menhub juga menginstruksikan untuk menambah rambu navigasi.
"Saya juga akan kasih kapal patroli jenis rig 12 di sini (pelabuhan Ba'a)," ucapnya.
Pelabuhan Ba'a Rote yang merupakan salah satu pulau terluar di bagian selatan Indonesia, termasuk dalam salah satu pelabuhan di Jalur Tol Laut ini, merupakan pelabuhan kelas III.
Memiliki fasilitas gedung terminal penumpang seluas 400 meter persegi yang baru selesai dibangun tahun 2015.
Gedung terminal tersebut mampu menampung hingga 200 orang penumpang.
Setiap harinya pelabuhan ini melayani angkutan kapal penumpang dengan kapal cepat berkapasitas hingga 200 orang yang melayani rute Kupang-Rote pergi pulang (PP) satu kali sehari.
Perjalanan dengan kapal dari Kupang ke Rote maupun sebaliknya, memakan waktu kurang lebih 1,5 jam dengan tarif kapal 130 ribu untuk kelas executive dan 160 ribu untuk kelas VIP untuk satu kali perjalanan.
Sedangkan untuk angkutan barang, Kapal Caraka yang dioperatori Pelni dalam dua minggu sekali membawa barang-barang kebutuhan pokok dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan rute pelabuhan Larantuka, Leoleba, Ba'a (Rote), Sabu Waingapu pergi pulang (PP).
Rote sendiri memiliki hasil bumi seperti rumput laut dan hewan ternak seperti sapi.