Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Wiji Thukul Rakit Bom, Zaenal Muttaqin: Kabar Ini Menampar Keluarga

Kabar yang menyebar tersebut menjadi tamparan keras bagi keluarga dari penyair yang hingga kini belum diketahui kejelasan nasibnya.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in Isu Wiji Thukul Rakit Bom, Zaenal Muttaqin: Kabar Ini Menampar Keluarga
TRIBUN/DANY PERMANA
Putri aktivis yang hilang Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani, membacakan puisi dalam acara deklarasi dukungan untuk Joko Widodo dalam Pilpres Juli mendatang, di Jakarta, Rabu (7/5/2014). Dukungan tersebut datang dari Komunitas Alumni UGM atau biasa disebut Bulaksumur untuk Kemenangan Jokowi (Blusukan Jokowi). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM -Status media sosial seorang jurnalis yang menyebutkan informasi baru, bikin kaget keluarga Wiji Thukul.

Bahkan kabar yang menyebar tersebut menjadi tamparan keras bagi keluarga dari penyair yang hingga kini belum diketahui kejelasan nasibnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Zaenal Muttaqin, Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) yang dihubungi Tribunnews.com via telepon, Jumat (18/3/2016).

Seperti diketahui publik sebelumnya, penyair Wiji Thukul hilang misterius dan diduga diculik lantaran syair-syair yang menggelorakan perlawanan dengan pemerintah pada tahun 1998.

Namun beredar capture status media sosial Path seorang jurnalis media online, Fitri Nganthi Wani putri dari Wiji Thukul tampil di stasiun televisi lokal Timor Leste menerima penghargaan mewakili ayahnya.

Dalam status tersebut disebutkan bahwa mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao berbicara dan menyebut Wiji adalah orang yang memasok dan merakit bom yang dipakai tentara Timor Leste untuk melawan angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekarang Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Sayang, Thukul terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI. Dibom," tulis jurnalis di sosial media Path dan dikenal memiliki banyak pengikut di Twitter.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Zaenal hal ini sangat melukai keluarga Wiji Thukul.

Ia menyayangkan tulisan status tersebut yang tak didasarkan pada fakta hanya selentingan kabar dan bukan merupakan karya jurnalis.

"Keluarga kaget, kabar ini menampar keluarga dan membangkitkan trauma lagi," ujar Zaenal yang turut mengantar Wani ke Timor Leste.

"Keluarga tak tahu sama sekali tiba-tiba media menelepon, menanyakan. Padahal saat itu ia (Wani) masih kecil dan tak tahu apa-apa. Selama ini Wani mengenal ayahnya dan ditanya-tanya karena karya-karya Wiji Thukul serta harapan-harapannya, sekarang kok jadi isu bom," jelas Zaenal.

Menurutnya dari kisah hilangnya Wiji Thukul dulu dikenal sebagai penyair dan aktivis buruh dengan karya-karyanya yang lantang, puisi kritis kini mengarah ke teroris menimbulkan luka yang dalam bagi keluarga.


"Keluarga berharap segeralah minta maaf secara langsung dan terbuka pada keluarga dan publik. Selama ada niat baik minta maaf mengoreksi dan klarifikasi ke media Wani sendiri enggak akan melakukan somasi atau melayangkan gugatan," ujar Zaenal.

Meski demikian Zaenal mengatakan bahwa ia sudah mendengar kalau yang bersangkutan telah minta maaf, namun harus diikuti secara terbuka dan langsung.

Sang jurnalis minta maaf

Tribunnews.com belum berhasil menghubungi jurnalis tersebut namun mengutip dari situs Rappler.com jurnalis tersebut telah memberikan tanggapan.

Kepada Rappler jurnalis itu mengaku tidak akan mengklarifikasi status Path, namun  tak berapa lama kemudian dia mengunggah status baru.

Dia mengakui status Path yang sudah ditulis pada Kamis kemarin berbuntut panjang.

Sebab, ada yang mengcapture status tersebut lalu mengedarkannya ke dunia maya.

Ia kemudian menjelaskan awal mulanya memperoleh informasi mengenai penghargaan Wiji Thukul itu.

"Pada Rabu malam, ada seorang sahabat yang bercerita bahwa TVTL menayangkan acara pemberian penghargaan dari Xanana kepada anak Wiji Thukul, Wani. Penghargaan diberikan sebagai tanda terima kasih Xanana kepada Wiji karena dianggap berjasa membantu perjuangan Timor Leste," jelas dia.

Sahabat dari pria itu lalu menjelaskan, Xanana kemudian berbicara dalam Bahasa Indonesia mengenai jasa Thukul.

"Sahabatku terharu melihat tayangan itu, karena ada sebagian cerita yang belum dia tahu. Maka muncul lah status itu di Path," kata dia.

Alasannya menulis informasi itu di Path memang hanya ingin ditujukan bagi kalangan terbatas.

Dia menjelaskan informasi dari sahabatnya yang belum diverifikasi itu dianggap pengetahuan baru.

"Tentu saja karena belum jelas kebenarannya, kisah itu hanya ada di Path, yang terbatas. Aku kira cukup orang-orang terbatas dulu yang tahu," tuturnya.

Dia membantah status tersebut bukan bermaksud ingin mencari sensasi, melainkan semacam titik awal untuk memulai lagi upaya mengungkap kebenaran.

"Kalau sekarang ada pihak yang tak berkenan atas status tersebut, aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Bukan tujuanku untuk membuat luka atau mengaburkan masalah," imbuhnya seperti dikutip dari Rappler.

Klarifikasi panitia acara di Timor Leste

Sebuah rilis masuk ke Tribunnews.com Zaenal Muttaqin memastikan bahwa rilis tersebut benar adanya.

Berikut rilis klarifikasi terkait berita ini:

1. Bahwa ACBN (Associacao Dos Combatentes Da Brigada Negra) pada tanggal 16 Maret 2016 bertempat di Dili di Gedung Delta Nova telah mengadakan rangkaian acara dalam bentuk "Seminar Tentang Batas Laut" yang dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada 500 pejuang dari berbagai organsiasi di Timor-Leste sebagai pengakuan bahwa telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaandan kepada aktivis solidaritas internasional untuk Timor-Leste dari Indonesia, Australia, Jepang dan Portugal.

Pemberian sertifikat oleh Kay Rala Xanana Gusmao BUKAN MEWAKILI PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE, TAPI SEBAGAI KETUA ACBN.

2. Bahwa Organisasi ACBN yang didirikan pada tahun 2013 adalah sebuah lembaga Organisasi Masyarakat Sipil yang legal dan diakui secara hukum di Timor-Leste dan diketuai oleh Kay Rala Xanana Gusmao.

Organisasi ini adalah asosiasi bagi para pejuang Brigada Negra yang didirikan pada tahun 1995 oleh Kay Rala Xanana Gusmao, sebagai Komandan Tertinggi Falintil (Tentara Pembebasan Timor-Leste). Kegiatan ACBN melingkupi bantuan kemanusiaan, mendokumentasikan arsip-arsip perjuangan dan menyelenggarakan berbagai seminar.

3. Kami hendak meluruskan berita dalam media sosial path dari akun bernama “nd*********” tentang berita yang TIDAK BENAR bahwa “ Wiji Thukul adalah orang Indonesia yang memasok dan merakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI.

Kata Xanana pada waktu itu tentaranya kehabisan amunisi lalu datanglah Thukul yang kemudian membantu bikin Bom. “

Berita tersebut adalah TIDAK BENAR. Tidak pernah ada pernyataan tersebut dari Xanana Gusmao.

4. Bahwa pernyatan saudra nd********* tentang “ Thukul yang merakit bom atau pintar merakit bom” TIDAK PERNAH DIKATAKAN OLEH XANANA GUSMAO“ Juga dikatkan oleh ndorokakung bahwa "Thukul mati terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI. Di bom." JUGA TIDAK PERNAH DINYATAKAN OLEH XANANA.

Yang kami ketahui dari Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Wiji Thukul adalah salah seorang aktivis yang dinyatakan korban "penghilangan paksa' menjelang reformasi pada bulan Maret 1998.

5. Anak sulung Thukul bernama Fitri Nganthi Wani menerima sertifikat penghargaan mewakili ayahnya Wiji Thukul bersama para aktivis demokrasi Indonesia dijaman Orde Baru seperti: Budiman Sudjatmiko, Dita Indah Sari, Danial Indrakusuma, Wilson, Bima Petrus Anugrah, Jacobus Eko Kurniawan, Petrus Hari Hariyanto, Andi Arief (tidak hadir) dan Fransisca Ria Susanti. Para penerima sertifikat dianggap memberikan kontribusi penting dalam perjuangan demokrasi dan solidaritas untuk Timor-Leste.

Selain menerima sertifikat, Budiman Sudjatmiko dan Danial Indrakusuma juga hadir sebagai narasumber dalam Konferensi tentang Penentuan Batas Laut.

6. Pada acara penyerahan sertifikat pada Nganthi Wani, Xanana Gusmao bahkan terharu saat Wani usai membaca sajak “Peringatan” karya ayahnya Wiji Thukul dan memberikan sambutan tentang rasa kehilangan keluarga atas bapaknya yang diabaikan negara sebagai korban.

Xanana Gusmao dan para undangan bahkan terharu.

Secara spontan Xanana Gusmao berdiri dan memeluk Wani lalu memberikan karangan bunga untuk menguatkan Wani.

7. TIDAK BENAR pernyataan nd********* “Wani, anaknya juga diberi uang dalam acara...”.

FAKTANYA Xanana Gusmao memberi imbauan kepada pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste melalui Kementerian Solidaritas Sosial agar dapat memberi bantuan kemanusiaan kepada aktivis yang dulu pernah bersolidaritas dan sedang mengalami kesulitan.

Kementerian Solidaritas Sosial ini juga sudah pernah memberikan dukungan kemanusiaan seperti ini kepada beberapa aktivis solidaritas dari negara lain.

8. Kami berharap “ nd*********" yang menyebarkan berita tanpa konfirmasi dan sumber yang jelas DAPAT MENGHUBUNGI XANANA GUSMAO DAN PANITIA ACARA YANG TIDAK DIKONFIRMASI DAN DIWAWANCARAI TERLEBIH DAHULU SEBELUM PERYATAAN ndorokakung DISEBAR MELALUI MEDIA SOSIAL PATH DAN KEMUDIAN DISEBARLUASKAN TANPA PERTANGGUNG JAWABAN.

9. Kami mendesak ndorokakung untuk dapat mempertanggungjawabkan dan segera menarik semua pernyataannya dan MEMINTA MAAF kepada Xanana Gusmao, Panitia Acara dan TERUTAMA MEMINTA MAAF KEPADA KELUARGA WIJI THUKUL .

10. Kami berharap media di Timor-Leste dan Indonesia dapat lebih berhati-hati dalam menerima berita dari sumber yang tidak jelas disekitar berbagai pemberitaan Wiji Thukul disekitar acara penyerahan sertifikat pada 16 Maret 2016 lalu.

Kami berharap media dapat langsung menghubungi panitia menyangkut acara seminar dan pemberian sertifikat.

Kami juga berharap media dapat memberikan EMPATI kepada Keluarga Wiji Thukul sebagai korban pelanggaran HAM di masa lalu.

CHEGA! Cukuplah mereka menjadi korban kejahatan HAM masa lalu dan tidak menambah beban baru. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas