Presiden Jokowi: Ketersediaan Air Kunci Ketahanan Pangan
hingga 2019, pemerintah akan membangun puluhan bendungan.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan laju pertambahan penduduk dunia seperti saat ini, pada masa yang akan datang, manusia akan memperebutkan dua hal, energi dan pangan.
Untuk menghindari krisis pangan di masa yang akan datang, pemerintah membangun terus bendungan karena kunci dari ketahanan pangan adalah ketersediaan air.
"Bendungan ini disiapkan untuk jangka panjang untuk produksi pangan kita," kata Presiden Joko Widodo sesuai keterangan Tim Komunikasi Presiden, Sabtu (19/3/2016).
Bahkan hingga 2019, pemerintah akan membangun puluhan bendungan.
Sebab, Presiden Jokowi mengatakan, ketersediaan air merupakan kunci ketahanan di bidang pangan.
"Tahun ini 8, tahun depan 9 waduk. Karena kunci kemajuan ada di ketersediaan air," ucap Presiden.
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur misalnya, pemerintah menargetkan membangun tujuh waduk, karena di provinsi ini, jangankan air untuk pengairan irigasi, untuk minum pun sulit.
Dengan banyaknya bendungan dibangun diperkirakan produksi pangan akan melimpah.
"30-40 tahun negara lain akan datang meminta pangan kelebihan kita. Mereka yang minta bukan kita yang mengimpor dari mereka," kata Presiden.
Presiden menyatakan bahwa manfaat yang dari bendungan ini antara lain Irigasi sawah seluas 1.150 Ha.
Sawah-sawah itu terdiri dari 925 Ha sawah baru yang merupakan pengembangan sawah tadah hujan dan 225 Ha merupakan areal sawah existing.
Disamping itu, Waduk Nipah ini juga dapat berfungsi sebagai konservasi sumber daya air dan daerah wisata serta perikanan air tebar.
Pernyataan Presiden Jokowi dalam rangka peresmian pengoperasian Bendungan Nipah.
Bendungan ini dibangun untuk dapat berfungsi dalam umur layanan 50 tahun. Oleh sebab itu, pengelolaan bendungan yang berkelanjutan menjadi keharusan.