Universitas Prasetiya Mulya Menjawab Kebutuhan Tantangan Terkini dan Masa Datang
Prof. Dr. Djisman Simandjuntak akan menjadi Rektor Universitas Prasetiya Mulya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya resmi menyandang status sebagai Universitas Prasetiya Mulya sesuai dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 87/KPT/I/2015.
Prof. Dr. Djisman Simandjuntak akan menjadi Rektor Universitas Prasetiya Mulya.
Transformasi menjadi Universitas Prasetiya Mulya berawal dari kesadaran perlunya reformasi pendidikan tinggi untuk menjawab kebutuhan dan tantangan terkini dan mendatang.
"Kehadiran Universitas Prasetiya Mulya menguatkan komitmen Yayasan Prasetiya Mulya untuk menciptakan pebisnis dan profesional yang dapat memenuhi kualifikasi serta kebutuhan berbagai industri dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme, entrepreneurship, dan inovasi," kata Djisman Simandjuntak, Jumat (18/3/2016).
Terbentuknya Universitas Prasetiya Mulya juga menjadi wujud penciptaan pendidikan tinggi yang sekaligus sebagai pusat inkubasi usaha.
"Nantinya, tiap program studi yang ditawarkan, akan memiliki partner dari kalangan industri guna memastikan kesesuaian pola pendidikan dengan tantangan dunia industri yang terus berkembang pesat," katanya.
Dikatakannya, sejalan fenomena yang terjadi secara global, Indonesia mulai memerlukan reformasi pola pendidikan.
"Universitas harus menjadi katalisator untuk kehidupan yang lebih baik, tidak hanya saat ini, tapi juga di masa depan," katanya.
Untuk itu Universitas Prasetiya Mulya ingin memelopori reformasi tersebut melalui kolaborasi antar-disiplin ilmu dan saling melengkapi satu sama lain.
Dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak akhir tahun pun menjadikan Universitas Prasetiya Mulya semakin mantap mendorong munculnya para wirausahawan.
Terlebih dengan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja dan pasar pasca MEA, profesional dan wirausahawan di Indonesia dituntut untuk bisa memproyeksikan atmosfer bisnis masa depan.
“Para wirausahawan serta pemimpin inovatif yang dihasilkan oleh Universitas Prasetiya Mulya, kami yakini akan mampu menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tetap optimal,” tambah Prof. Djisman.
Saat ini, Universitas Prasetiya Mulya telah menyelenggarakan 1 (satu) program magister yakni Magister Manajemen dan 2 program studi sarjana (S1 Accounting dan S1 Management dengan peminatan di bidang Business, Marketing, Finance & Banking, dan Event).
Universitas Prasetiya Mulya akan membuka sembilan program studi baru strata satu yakni Tourism Business, Hukum Bisnis Internasional, Ekonomi Bisnis, Matematika Bisnis
Di bidang eksak akan membuka jurusan Software Engineering, Computer Engineering, Product Design Engineering, Food Technology
dan Energy Engineering
Universitas Prasetiya Mulya juga menyelenggarakan program pendidikan non-gelar yang berada di bawah unit kerja Executive Learning Institute (ELI).
Pendidikan akan diselenggarakan di Kampus Cilandak dan kampus BSD yang terletak di Kawasan Edutown, Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohamad Nasir, berharap Universitas Prasetiya Mulya mampu bersaing di dalam percaturan pendidikan Indonesia dan berkelas dunia.
"Juga mampu melakukan inovasi dan kreasi untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar persaingan yang pesat, terutama Masyarakat Ekonomi ASEAN," katanya.
Saat ini di Indonesia, masih sedikit jumlah universitas yang mampu membayangkan seperti apa dan bagaimana teknologi di masa depan bisa dikembangkan serta dikelola untuk berdampak positif bagi manusia.
Universitas Prasetiya Mulya mampu menjawab kebutuhan Indonesia untuk memiliki penyelenggara pendidikan tinggi yang menggabungkan cara berpikir dunia bisnis dengan science, technology, engineering dan matematika.
"Program studi baru yang ditawarkan oleh Universitas Prasetiya Mulya memberikan peluang masa depan lebih baik dalam pesaingan global,” tambah Prof. Nasir.