Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kadispen AD: Jatuhnya Heli di Poso Bukan Karena Kelebihan Beban

Kadispenad Brigjen TNI M Sabrar Fadhilah membantah bila penyebab jatuhnya helikopter di Poso, Sulawesi Tengah, karena kelebihan beban penumpang.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kadispen AD: Jatuhnya Heli di Poso Bukan Karena Kelebihan Beban
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Jenazah para korban jatuhnya Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP dibawa menuju mobil ambulan usai upacara pelepasan di Hanggar Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 pada Hari Minggu (20/3/2016) sekitar pukul 17.55 WITA jatuh di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah menewaskan 13 prajurit TNI. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI M Sabrar Fadhilah membantah bila penyebab jatuhnya helikopter jenis Helly Bell 412 milik TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah, karena kelebihan beban penumpang.

"Oh tidak. Aspek jatuhnya heli banyak. Jadi saya kira, kalau tidak salah 14 penumpang masih bisa, masih muat," kata Sabrar kepada wartawan di Kartika Media Center TNI AD, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016) kemarin.

Diketahui, spesifikasi Helly Bell 412 yang memiliki empat baling-baling dan memiliki kapasitas 12 orang penumpang.

Namun demikian, pihaknya masih melakukan investigasi jatuhnya helikopter milik TNI AD jenis Bell 412 ED HA 5171 yang tersambar petir di Poso, Sulawesi Tengah.

Oleh sebab itu, butuh waktu lama untuk menemukan hasil investigasi tersebut.

"Saya belum bisa update yang lebih jauh karena proses sedang berjalan. Proses pemeriksaan investigasi sedang berjalan. Mohon sabar saja, tapi saya yakin dalam waktu dekat kami akan keluarkan statement itu tentu kami akan berkoordinasi dengan Mabes TNI," kata Jenderal bintang satu ini.

BERITA TERKAIT

Sabrar menyebutkan, helikopter itu juga dipasang antipetir di atasnya karena dalam standar penerbangan heli dan pesawat wajib dipasang penangkal petir.

"Tentu itu sudah ada dalam spec standar yang ada. Saya kira kalau yang berkaitan di sana (heli jatuh) belum bisa statement," katanya.

Helikopter milik TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP nomor HA 5171 mengalami kecelakaan di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3/2016) sekitar pukul 17.55 Wita.

Helikopter buatan Amerika Serikat itu ditumpangi 13 orang diduga disambar petir karena cuaca buruk.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyatakan 13 penumpang yang gugur itu tengah melaksanakan operasi perbantuan Polri Tinombala di Poso untuk menangkap kelompok Santoso.

Tiga belas penumpang heli itu mendapatkan kenaikan pangkat anumerta dan tanda jasa Bintang Bhayangkara Nararya atas gugurnya dalam operasi Tinombala di Poso, yakni Brigjen TNI Anumerta Saiful Anwar, Brigjen TNI Anumerta Heri S, Letkol Inf Anumerta Rasyid, Mayor Ckm Anumerta dr. Yanto, Mayor Cpn Anumerta Agung K, Kapten Cpn Anumerta Wiradhy, Lettu Cpn Anumerta Tito, Serka Anumerta Bagus R, Sertu Anumerta Karmin, Praka Anumerta Bangkit, Prata Anumerta Kiki, Brigjen TNI Anumerta Ontang Roma, da Kol Cpm Anumerta Teddy Alex.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas