Menlu Dalami Kabar Kapal Indonesia Disandera Kelompok Abu Sayyaf
Retno menyebutkan bahwa Kemenlu telah mendalami informasi tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengaku, pihaknya sudah mendapatkan kabar tentang kapal Indonesia yang diduga disandera kelompok milisi Abu Sayyaf.
Tanpa berkomentar lebih jauh, Retno menyebutkan bahwa Kemenlu telah mendalami informasi tersebut.
"Sudah (dapat informasi). Semua sedang didalami," kata Retno saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2016).
Berita tentang dugaan penyanderaan tugboat berbendera Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf ramai dibicarakan di jejaring sosial para pelaut Indonesia.
"There's confirmed that one tugboat the name is Brahma 12 under rest by Abu Sayyaf in Philipine, the vessel from Banjarmasih with cargo coal bulk. (Dipastikan bahwa satu kapal bernama Brahma 12 ditahan oleh Abu Sayyaf di Filipina. Kapal berangkat dari Banjarmasin dengan muatan batubara)," tulis pemilik akun Facebook atas nama Papae CleonClevy di lini masanya.
Papae merupakan pelaut Indonesia asal Sulawesi Utara. Kapal yang dimaksud adalah Brahma 12.
Sebelumnya, Papae juga mengunggah hasil potret layar laman Facebook Peter Tonsen Barahama, yang merupakan nakhoda kapal tersebut.
Dalam port clearence yang beredar disebutkan bahwa tugboat tersebut bertolak dari Banjarmasin menuju Filipina pada tanggal 15 Maret 2016.
Kapal tersebut mengangkut muatan coal in bulk (batubara) dengan 16 kru, dan dilaporkan dibajak pada Sabtu (26/3/2016).
Menurut informasi terakhir, para kru kapal sudah diturunkan ke darat, dan para pembajak meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp 14,2 miliar.
Penulis: Nabilla Tashandra