Pengamat: Masih Terbuka Peluang Calon Penantang Ahok Dapat Pinangan Parpol
Sementara itu, bagi calon kepala daerah yang bukan petahana, partai politik seolah menunggu perkembangan dinamika politik menjelang pilkada.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih terlalu awal untuk menyimpulkan sulitnya bagi calon Gubernur penantang petahana untuk mendapatkan dukungan dari partai politik dalam Pilkada DKI 2017.
Karena menurut Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, waktu bagi parpol untuk melakukan penjaringan masih cukup panjang.
Apalagi hingga saat ini, belum ada partai selain Nasdem dan Hanura yang menyatakan secara resmi dukungannya kepada calon tertentu, yakni Pertahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Hal itu menjadi peluang bagi sejumlah calon penantang Ahok, termasuk Yusril Ihza Mahendra," ujar Sebastian kepada Tribun, Senin (28/3/2016).
Situasi di Jakarta menurutnya, agak berbeda dengan daerah lain saat ini karena petahana justru maju dari perorangan bukan partai.
"Kalau petahana di daerah lain biasanya memborong dukungan dari berbagai partai dan partai juga cenderung pragmatis memilih mendukung petahana karena electabilitasnya tinggi dan uangnya banyak," jelasnya.
Setidaknya itu yang terjadi pada Pilkada yang lalu.
Namun Jakarta justru berbeda dan menarik menurut Sebastian, karena partai enggan meminta mahar yang tinggi kepada calon karena takut dipublikasi oleh media. Apalagi sejumlah partai mengaku tidak minta mahar.
Jadi menurutnya, peluang itu menguntungkan calon yang maju dari partai.
"Disinilah juga peluang Yusril untuk mendapat dukungan dari partai. Sekarang tinggal lobby dari Yusril dan keyakinan partai apakah ada peluang bagi Yusril untuk menang di Jakarta. Karena semua partai ingin menang dalam pilkada," tandasnya.
Sebelumnya, bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, mengakui sulitnya bagi calon gubernur penantang petahana untuk mendapatkan dukungan dari partai politik.
Hal sebaliknya terjadi pada calon petahana. Partai politik cenderung berlomba-lomba untuk mengusung calon petahana pada setiap pemilihan kepala daerah.
"Di pilkada mana pun, kalau petahana maju, pasti dulu-duluan mendukung. Apa sebabnya, saya juga enggak ngerti," kata Yusril di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2016).