Persaudaraan Istri Anggota DPR Tampik Tudingan Gunakan Fasilitas Negara Saat Berwisata Ke Jepang
Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI masa bakti 2014-2019 menampik isu miring terhadap pihaknya terkait perjalanan wisata ke Jepang.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI masa bakti 2014-2019 menampik isu miring terhadap pihaknya terkait perjalanan wisata ke Jepang.
Wakil Ketua PIA DPR RI, Grace Fadli Zon mengatakan perjalanan wisata ke Jepang tersebut merupakan program PIA DPR RI yang telah direncanakan sejak tahun lalu dengan mengajak seluruh anggota PIA DPR RI.
Pimpinan PIA DPR RI, termasuk Ketua PIA DPR RI mengetahui dan mendukung program tersebut.
Program wisata ini pertama kali dilakukan sebagai satu dari program-progam yang telah dilaksanakan sejak dilakukan pelantikkan PIA DPR RI masa bakti 2014-2019 di bulan November 2014
"Wisata Jepang ini dengan menggunakan biaya sendiri, tidak menggunakan uang negara sama sekali, menggunakan bantuan travel untuk menekan biaya, dan selama pelaksanaannya tidak mendapat bantuan atau fasilitas apa pun dari KBRI di Jepang," jelasnya dalam pesan singkat, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Tujuan wisata ke Jepang tersebut, lanjut Grace, resmi liburan, untuk menambah keakraban, kekompakkan, dan kebersamaan ibu-ibu PIA DPR RI yang anggotanya berasal dari 10 fraksi di DPR RI.
Peserta yang ikut dalam wisata Jepang ini juga berasal dari lintas fraksi di DPR RI dan Ketua PIA DPR RI berhalangan untuk ikut dalam wisata Jepang.
"Pemakaian spanduk semata-mata untuk menjadi penanda dan kenang-kenangan untuk peserta wisata Jepang, dengan menggunakan baju tenun dan dalam pose yang masih dalam batas kewajaran (tidak dalam konteks kegenit-genitan)," katanya.
Seluruh jadwal wisata diatur sendiri PIA DPR RI dalam taraf sangat wajar, tidak bermewah-mewahan, menggunakan hotel bintang 3, menggunakan baju tenun dan baju batik yang sopan.
"Sekali lagi tidak mendapat bantuan atau fasilitas apa pun dari KBRI Jepang, sehingga kami berpendapat wisata Jepang ini tidak ada yang keliru dan tidak ada salahnya selayaknya dilakukan tour-tour pada umumnya," ungkapnya.