Hadiri Acara PDIP, Ridwan Kamil: Saya Sedang Pilih Warna. Insyaallah Kalau Ada Jodohnya
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memberi materi kepada ratusan kader muda dan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam acara Rapat Koor
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memberi materi kepada ratusan kader muda dan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam acara Rapat Koordinasi Bidang Nasional, Pemuda dan Olahraga, di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Minggu (10/4/2016).
Saat membuka materinya, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku sebagai sosok nasionalis yang terus ingin mengabdi untuk bangsa.
Hanya saja, sampai saat ini Ridwan belum menemukan partai tempatnya bernaung.
“Saya ini anak nasionalis, hanya belum punya warna, sedang pilih warna. Insyaallah kalau ada jodohnya,” kata Ridwan dalam keterangan tertulis DPP PDI-P, Minggu malam.
Pernyataan Ridwan itu langsung disambut riuh ratusan kader PDI-P yang hadir.
Ridwan kemudian menyampaikan materi yang dia sebut sebagai pengaplikasian dari konsep Tri Sakti Bung Karno, yakni Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Budaya.
Untuk bisa mewujudkan Tri Sakti Bung Karno tersebut, Ridwan menyebut bahwa kuncinya ada di semangat gotong royong.
“Bung Karno bilang, negeri ini hanya bisa dibangun dengan gotong-royong. Nah, gotong royong itu akan muncul jika rakyatnya punya trust terhadap pemimpinnya."
"Itulah kenapa saya lebih banyak di lapangan karena memang harus terjun ke masyarakat untuk mengetahui persoalan dan menemukan solusi,” ujarnya.
Ridwan menyebut gaya kepemimpinan yang terjun langsung ke masyarakat dengan istilah kepemimpinan Ing Madya Mangun Karso.
Dengan gaya itu lah, Ridwan yakin bisa memberikan semangat kepada rakyat yang dipimpinnya untuk mau bergotong royong demi kemajuan.
“Kalau tak punya trust zaman sekarang, rakyat tak suka pemimpin berjarak, susah dihubungi,” ungkapnya.
Ridwan Kamil lalu memamerkan hasil kerjanya yang banyak membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Menurut dia, RTH itu menyelaraskan dengan sifat karakter bangsa Indonesia yang senang menyampaikan gagasan dan bersilaturahmi.