Yasonna Soal PPP: Sudahlah Tinggalkan Perbedaan Masa Lalu, Mari Gabung
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly angkat bicara mengenai Muktamar VIII PPP. Muktamar tersebut memutuskan Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly angkat bicara mengenai Muktamar VIII PPP. Muktamar tersebut memutuskan Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP.
"Sudahlah tinggalkan perbedaan masa lalu, mari gabung. Saya mendapat informasi juga Pak Romi (Romahurmuziy) sangat terbuka kepada teman-teman dari kubu Jakarta. Memang sudah ada beberapa yang ikut dengan ini dan leadingnya sebelumnya dalam gugatan itu Pak Surya Darma Ali," kata Yasonna di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Ia melihat Suryadharma Ali telah bergabung mendukung Muktamar VIII tersebut. SDA, kata Yasonna, telah melihat bahwa perbedaan tajam diantara dua kubu tidak bermanfaat.
"Kalau PPP mau kuat, besar, apalagi menghadapi agenda-agenda politik ke depan. Ada yang besar Pilkada serentak gelombang II, tahapan-tahapan Pemilu juga mulai bergulir. Maka saya kira mulai sekarang konsolidasi partai harus segera diwujudkan," imbuhnya.
Yasonna menuturkan PPP dapat menjadi partai besar dengan melakukan islah. Apalagi, Sesepuh PPP Maimoen Zubair atau Mbah Moen mengikuti Muktamar yang diadakan di Asrama Haji Pondok Gede itu.
"Mbah Moen sebagai senior, sesepuh partai yang sudah berada di partai ini dan para senior lain sudah melihat memang tidak ada jalan lain selain islah yang kemarin melalui Muktamar islah dengan keputusan basis kepengurusan Bandung, itu adalah yang tepat dan terbaik untuk PPP," katanya.
Yasonna juga mengakui telah mencoba berkoordinasi dengan Mantan Ketum PPP Djan Faridz. "Saya juga meminta salah seorang sahabat saya bertemu dengan Pak Djan, satu setengah jam kemarin berbincang-bincang, supaya mencoba bagaimana Pak Djan bisa menerima dengan baik upaya islah dari Muktamar VIII kemarin," tuturnya.