Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Jokowi: Ilmu Pengetahuan dan Kelestarian Alam Warisan untuk Anak Cucu

Presiden Joko Widodo menyebukan, ada dua hal penting yang perlu kita wariskan pada anak cucu kita

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Presiden Jokowi: Ilmu Pengetahuan dan Kelestarian Alam Warisan untuk Anak Cucu
wahyu Aji
Jokowi yang didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, melakukan kegiatan simbolis pelepasan 200 ekor tukik penyu sisik, empat ekor penyu sisik dewasa, penanaman atau transplantasi karang sebanyak 1000 specimen, penanaman 5.000 bibit mangrove dan pelepasan empat ekor elang bondol serta 200 ekor burung lainnya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyebukan, ada dua hal penting yang perlu kita wariskan pada anak cucu kita, pertama adalah ilmu pengetahuan, kedua adalah kelestarian alam dan ini penting sekali perlu kita ingat.

Lebih lanjut Presiden RI menyampaikan bahwa Indonesia dimata dunia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia dipandang sebagai negara yang mega biodiversity, Indonesia juga dikenal sebagai negara paru-paru dunia, harapan dunia dan masa depan alam tergantung pada kelestarian alam indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI juga mengatakan bahwasanya menjaga kelestarian alam bukanlah sebatas menanam pohon, menjaga kelestarian alam harus dipandang keseluruhan ekosistemnya, artinya perlu diperhatikan seluruh spesies, tumbuhan dan satwa liar yang terikat dalam lingkaran kehidupan itu.

Gerakan Nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar adalah jawaban indonesia atas permintaan dunia kepada kita untuk menjaga paru-paru dunia.

Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi memberikan penekanan bahwa, perlu ingatkan betul ke semua Kementerian, semua lembaga bahwa tidak boleh lagi ada gerakan-gerakan seremonial, nasional model kembang api, meriah setelah itu hilang, ini harus terus menerus gerakan nasional harus berkelanjutan dan terukur hasilnya dan tidak boleh lagi hanya melaporkan, apalagi hanya melaporkan output kegiatan.

"Kita sekarang harus betul-betul melaksanakan, mengimplementasikan dari setiap apa yang sudah kita rencanakan, yang saya ingin lihat adalah impactnya, dampaknya dari gerakan nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar, berapa jenis tumbuhan yang bertambah, berapa satwa liar yang diselamatkan, berapa kadar polusi yang berkurang, kongkrit, nyata, jelas hasil-hasil yang benar, hasil-hasil yang ada manfaatnya, itu yang saya ingin lihat dan rakyat ingin lihat, kalau tidak ya sudah potong saja anggarannya," kata Jokowi dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional penyelematan tumbuhan dan satwa liar di Pulau Karya Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Dalam acara itu, Jokowi yang didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, melakukan kegiatan simbolis pelepasan 200 ekor tukik penyu sisik, empat ekor penyu sisik dewasa, penanaman atau transplantasi karang sebanyak 1000 specimen, penanaman 5.000 bibit mangrove dan pelepasan empat ekor elang bondol serta 200 ekor burung lainnya.

Laut merupakan ekosistem yang menyatukan tiga kekayaan dunia, yaitu sumber daya mineral, keberagaman nabati serta hewani. Dengan luas perairan 3,257,483 Km persegi, yang menutupi sekitar 70 persen luas NKRI, sudah semestinya harus memiliki perhatian besar terhadap wilayah pesisir.

Selain memiliki potensi besar, pesisir juga memiliki fungsi ekologis bagi generasi saat ini maupun yang akan datang. Rusaknya terumbu karang, menipisnya hutan mangrove pencemaran pantai, hingga kerusakan akibat eksploitasi ekonomi adalah ancaman rusaknya wilayah pesisir.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas