Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibunda Sembara Waswas Menanti Anaknya Tiba di Rumah

Meski anaknya tersebut sudah dipastikan selamat dan dalam perjalanan pulang ke Indonesia, Asminadar masih waswas sampai sang anak tiba di rumah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ibunda Sembara Waswas Menanti Anaknya Tiba di Rumah
AP
Militan Abu Sayyaf di Pulau Jolo, selatan Filipina. 

Kurang lebih setengah jam setelah bunyi tembakan tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu mesin.

Setelah memberitahukan jika yang mengetuk adalah Polisi Malaysia, kru kapal kemudian membuka pintu dari besi tersebut.

Baru kemudian diketahui Lambas Simanungkalit, rekannya yang berprofesi sebagai oiler tertembak di bagian ketiak.

Ia juga baru baru mengetahui kapten kapal, Aryanto Misnan, dan tiga kru lainnya diculik kelompok separatis tersebut.

"Dari pengakuan Bara, baru diketahui adanya penculikan setelah polisi Malaysia datang," katanya.

Mulai Khawatir
Hajah Asminadar mengaku sempat panik begitu mendengar kabar anaknya berada di kapal yang diserang kelompok separatis Abu Sayyaf.

Ia menangis begitu kantor tempat Bara bekerja, PT Global, memberitahukan kejadian yang menimpa anaknya.

Berita Rekomendasi

"Saya nangis saat Jumat malam, kantor Bara menelepon ke rumah. Apalagi saat itu informasi mengenai kondisi Bara belum jelas. Perusahaan bilang, anak ibu terkena musibah," paparnya.

Kepanikan mulai reda setelah perwakilan Kementerian Luar Negeri memberitahukan kondisi anaknya selamat dan sekarang berada di Malaysia.

"Sabtu pagi-pagi sekali Kementerian Luar Negeri menelepon dan memberitahukan anak saya selamat. Dapat kabar itu saya merasa lega, alhamdullilah," ujarnya.

Asminadar mengaku mulai khawatir setelah menonton berita di televisi akhir bulan lalu.

Dalam tayangan itu diberitakan ada kapal tunda berbendera Indonesia dibajak kelompok Abu Sayyaf. Saat itu langsung menelepon anaknya.

Belakangan diketahui kapal yang dibajak tersebut TB Brahma 12 dan tongkang Anand 12. Sebanyak 10 ABK-nya hingga kini masih ditawan.

"Setelah menonton televisi, saya menelepon Bara. Saya katakan jangan melaut di daerah itu (Malaysia-Filipina) karena ada kapal yang dibajak. Dia saat itu masih di Tarakan (Kaltim), belum melalut, dia bilang tidak melintasi perairan tersebut," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas