Ada Bom Lontong dan Parang Usai Baku Tembak dengan Kelompok Santoso
Sesampainya di depan lorong kuburan Bripda Ardi dan Brigadir Warno melihat satu OTK sedang berjalan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu (24/4/2016) kemarin terlibat baku tembak dengan kelompok orang tidak dikenal (OTK) diduga anggota Santoso.
Peristiwa ini terjadi di Desa Patiwunga, Kec Poso Pesisir Selatan dan mengakibatkan satu orang dari kelompok Santoso tewas ditempat. Sementara beberapa lainnya melarikan diri.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menuturkan kejadian bermula saat Brigadir Ardi anggota intel Polsek Poso Pesisir Selatan (PPS) melihat OTK melintas di depan kosnya di Desa Patiunga lorong gereja.
Merasa curiga Brigadir Ardi mengajak piket Polsek PPS, yakni Brigadir Warno untuk ikut mengecek OTK tersebut. Sesampainya di depan lorong kuburan Bripda Ardi dan Brigadir Warno melihat satu OTK sedang berjalan.
"Mereka tanya ' Pak dari mana?', serentak OTK ini mencabut parangnya dan berteriak 'Allahuakbar' lalu merogoh tasnya. Brigadir Warno memberi peringatan dan menembak OTK tersebut, akhirnya OTK itu tewas di tempat," ungkap Badrodin, Senin (25/4/2016).
Badrodin melanjutkan anggota di lapangan masih melakukan pengejaran pada beberapa OTK lain yang kabur saat kejadian. Selain itu, terus dilakukan penyisiran dan penutupan jalur untuk mempersempit ruang gerak mereka.
"Ada beberapa barang bukti yang kami sita, seperti satu bom lontong, satu parang dan satu ransel," tambahnya.
Seluruh barang bukti sudah diamankan dan jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan autopsi dan identifikasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.