Prabowo Subianto : Ekonomi Ambruk, TNI Tidak Boleh Ikutan Ambruk
Prabowo yang masuk Akabri sejak tahun 1970 itu, mengakui tiap latihan di kawasan pedesaan,petani selalu menyuguhkan hasil bumi mereka secara cuma-cuma
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara dan petani adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Mantan Danjen Kopassus yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo Subianto mengakui hal tersebut.
Dalam sambutannya di acara pelantikan pengurus HKTI, di hotel Redtop, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2016), Prabowo menyebutkan saat republik ini berdiri, tidak ada anggaran untuk TNI. Namun hal itu tidak menjadi kendala.
"Yang biayai (TNI) yang kasih makan siapa?. Para petani di desa-desa," jelasnya.
Purnawirawan Jendral bintang tiga iti mengaku sudah merasakan sendiri, bagaimana petani mendukung TNI dengan hasil bumi mereka.
Prabowo yang masuk Akabri sejak tahun 1970 itu, mengakui bahwa setiap ia dan rekan-rekannya latihan di kawasan pedesaan, petani selalu menyuguhkan hasil bumi mereka secara cuma-cuma.
"Mereka begitu lihat barisan kita, dia langsung siapkan pisang, siapkan teh, (padahal) dia nggak punya (harta)," terangnya.
Pentingnya petani dan pertanian, akhirnya ia terapkan, dengan mengajari anak buahnya bertani.
Prabowo mengatakan hingga akhir karirnya di TNI sebagai Pangkostrad, ia selalu mengajari anak buahnya bertani, mulai dari membuka kebun singkong, membuat kolam ikan hingga peternakan ayam.
"Waktu itu saya punya strategi, apapun yang terjadi kalau ekonomi ambruk sekalipun, TNI tidak boleh ambruk. Kalau tidak ada anggaran, TNI harus bisa makan," katanya.