Hadapi MEA, Gubernur Banten Luncurkan Teaching Factory
Diharapkan jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negaranya sendiri.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka konsekuensinya, perdagangan bebas di tingkat ASEAN pun sudah dimulai.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN harus siap menghadapi MEA.
Diharapkan jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negaranya sendiri.
Atas dasar itu, Gubernur Banten Rano Karno menggulirkan teaching factory (Tefa) sebagai embrio terbentuknya tecnopark edukasi.
Dinas Pendidikan Provinsi Banten sebagai leading sector pendidikan di Banten telah mengembangkan 6 SMK yang ada di Provinsi Banten, yaitu, SMKN 2 Kota Serang, SMKN 2 Kabupaten Pandeglang, SMKN 1 Kota Cilegon, SMKN 1 Kragilan Kabupaten Serang, SMKN 7 Kabupaten Tangerang dan SMKN 3 Kabupaten Pandeglang.
Produk yang dikembangkan antara lain hand tractor untuk petani, mesin tempel tenaga gas untuk nelayan dan tools kit untuk membantu perbengkelan.
Teaching Factory adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menjembatani antara institusi sekolah berbasis life skill dengan kebutuhan dunia industri, sehingga dengan pendekatan pembelajaran seperti ini, SMK di Banten bisa ikut terlibat dalam pengembangan industri yang pada akhirnya menyiapkan mereka untuk berperan aktif di dalam MEA.
Menurut Rano, teaching factory merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT).
Artinya, bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen.
Dijelaskan, dalam pengertian sederhana teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produksi.
Proses penerapan program teaching factory adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan.
"Misalnya memproduksi motor tempel yang bisa dimanfaatkan oleh nelayan pesisir, atau traktor tangan yang bisa dimanfaatkan oleh petani atau hand tool yang dapat dimanfaatkan oleh siswa SMK untuk praktik dan membuka bengkel,” kata Rano dalam rilis yang diterima media di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).
Tidak hanya itu, Rano juga berharap SMK di Banten mampu merespon industri kreatif yang sekarang ini mulai digalakkan.
Dijelaskan, salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo ada di Tanjung Lesung Banten.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.