Hendropriyono: Selamat Atas Keberhasilan Perjuangan Patriotik Surya Paloh dan Kawan-kawan
Selamat atas keberhasilan perjuangan patriotik Surya Paloh dan kawan-kawan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, mengapresiasi Surya Paloh, atas usahanya ikut berperan membebaskan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Selamat atas keberhasilan perjuangan patriotik Surya Paloh dan kawan-kawan," kata Hendropriyono lewat pesan singkat kepada wartawan, Senin (2/5/2016).
"Terimalah rasa bangga dan terima kasih kami bangsa Indonesia atas pengabdianmu sebagai pahlawan bangsa yang berani, cerdas dan tanpa pamrih," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, berkat kerja sama sejumlah pihak, 10 anak buah kapal (ABK) warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina sejak akhir Maret 2016, bisa dibebaskan, pada Minggu (1/5/2016).
Salah satunya ialah peran tim kemanusiaan Surya Paloh. Tim itu merupakan sinergi jaringan pendidikan Yayasan Sukma di bawah Ahmad Baedowi dan Media Group.
Partai NasDem lewat Ketua Fraksi Partai NasDem di DPR, Victor Laiskodat, dan anggota fraksi, Mayjen (Purn) Supiadin juga ambil bagian.
Deputi Chairman Media Group Rerie L Moerdijat, pembebasan ke-10 sandera dilakukan di Pantai Parang, Sulu, Mindanao, sekitar pukul 12.15 waktu setempat. Proses pembebasan itu sudah diupayakan sejak 23 April 2016.
Jaringan Yayasan Sukma berdialog dengan tokoh masyarakat, LSM, dan lembaga kemanusian daerah Sulu yang punya akses langsung ke pihak Abu Sayyaf.
"Proses pembebasan berlangsung dinamis serta lancar karena Yayasan Sukma menggunakan pendekatan pendidikan. Jauh sebelumnya sudah ada kerja sama pendidikan antara Yayasan Sukma dan pemerintah otonomi Moro Selatan," kata Rerie.
Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menggarisbawahi pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa upaya pembebasan terhadap 10 ABK asal Indonesia ialah buah dari diplomasi total.
Diplomasi itu tidak hanya terfokus pada komunikasi formal dengan diplomasi G to G (pemerintah dengan pemerintah), tetapi juga melibatkan komunikasi jaringan informal.
Hal yang sama diutarakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa sejak awal pemerintah memprioritaskan keselamatan sandera.
"Kami ingat apa yang disampaikan Presiden, yakni mengutamakan keselamatan para sandera. Ini kata kunci. Menlu juga sampaikan dengan diplomasi total formal dan informal, di dalamnya ada TNI lewat operasi intelijen. Tidak lama lagi empat (sandera) bisa dibebaskan, kembali dengan melakukan diplomasi total," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.