Julian Mengaku Sempat Diminta Berpindah Keyakinan
Julian yang bertugas sebagai Mualim I atau Chief Officer kapal tongkang
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Julian Philip, yang telah bebas dari penyanderaan Abu Sayyaf mengaku dirinya mengalami tekanan psikis yang berat selama disandera.
Julian yang bertugas sebagai Mualim I atau Chief Officer kapal tongkang tersebut mengaku sering mendapatkan ancaman dari penyandera.
"Kami stress karena sering diancam akan diiris dileher. Memang mereka begitu," ujar Julian di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Selain mendapatkan ancaman psikis, Julian mengatakan dirinya dan 9 sandera WNI lainnya sering dibawa berpindah-pindah tempat dua hari atau tiga hari sekali.
"Mereka kan anytime ada informasi dari informan mereka jam sekian, di posisi sekian ada tentara yang beroperasi. jadi mereka itu tetap dapat informasi. jadi mereka sering menghindar, jadi kemana mereka pergi kita ikut terus," kata Julian.
Namun, Julian mengatakan dirinya dan sandera lainnya tidak pernah mendapat todongan senjata yang dibawa para penyandera.
Soal makan, Julian mengatakan dirinya hanya mendapatkan makan sebanyak dua kali dalam sehari dan itu tergantung dari kelompok penyandera.
"Tergantung, kalau mereka makan dua kali kita juga makan dua kali," kata Julian.
Selain tekanan secara psikis, Julian mengaku dirinya juga sempat diminta berpindah keyakinan.
Namun ia lakukan itu hanya untuk keselamatan dirinya semata.