Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Syahrul Yasin Limpo Pastikan Tak Sebar Uang Ke DPD dan DPC Pemegang Hak Suara

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, memastikan tetap mempertahankan idealisme dirinya dengan bertarung tanpa politik uang dalam pemilihan

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Syahrul Yasin Limpo Pastikan Tak Sebar Uang Ke DPD dan DPC Pemegang Hak Suara
TRIBUNNEWS.COM/Ferdinand Waskita
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, memastikan tetap mempertahankan idealisme dirinya dengan bertarung tanpa politik uang dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar.

Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan tersebut memastikan tidak akan memanjakan pengurus DPP, DPD Tingkat I dan II pemegang hak suara dengan guyuran dana untuk mendapatkan dukungan.

"Pasti, itu berbahaya. Sebab, seorang Penyelenggara Negara atau pejabat negara nggak boleh begitu. Itu berbahaya kalau dilakukan," kata Syahrul dalam jumpa pers, Jakarta, Minggu (8/5/2016).

Menurutnya untuk sekadar akomodasi hotel saja, dirinya tidak terbiasa mengeluarkan dana untuk pengurus.

"Sebelumnya ada 372 DPD I/II yang datang ke Sulsel ke rumah saya, bukan saya yang berkunjung. Itu bedanya saya. Silakan dicek," ucapnya.

Jumpa pers dilakukan Syahrul menyusul nama dirinya lolos sebagai calon ketua umum Partai Golkar tanpa membayar iuran Rp 1 miliar kepada panitia Munaslub.

Berita Rekomendasi

Syahrul menolak menyetorkan dana Rp 1 miliar yang disyaratkan kepada calon ketua umum Partai Golkar.

Selain karena adanya larangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dirinya seorang gubernur, penolakan dikarenakan prinsip hidup dirinya dalam berpolitik.

Menurutnya, untuk menjadi seorang ketua umum partai politik tidak boleh dieksklusifkan atau diukur dengan besarnya uang dalam bentuk apa pun.

Seharusnya proses pemilihan ketua umum partai politik dilakukan dengan aturan normatif, cara bersih, terbuka, dan demokratis.

Seharusnya seorang calon pemimpin diukur berdasarkan kemampuan, kapabilitas, dan program atau gagasannya.

Semua itu agar ketua umum terpilih dapat memberikan maanfat bagi partainya dan berujung kemanfaatan bagi rakyat lewat kebijakan politik.

"Kalau seorang pemimpin disyaratkan harus punya uang, maka ketulusan, keikhlasan, integritas, dan idealismenya itu akan luntur," ucapnya.

Syahrul mengakui pertarungan perebutan kursi ketua umum Partai Golkar terbilang berat untuknya.

Sebab, waktu persiapan untuk sosialisasi program atau pun penggalangan dukungan terbilang sempit.

Selain itu, ia juga sempat membubarkan tim sukses sebelum akhirnya dinyatakan lolos panitia.

Meski demikian, ia yakin akan tetap mempertahankan idealisme dirinya.
"Soal jadi atau tidak (ketua umum), itu bukan soal yang penting. Paling penting kita sudah mengawal dan berkontribusi melalui partai ini dengan cara ini yang menurut saya tepat dan benar," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas