Siapapun Ketua Umum Golkar Pasti Punya Kepentingan Mendekat ke Pemerintah
Menurut Sebastian, dari sisi calon isu ini diharapkan terjadi pada mereka masing-masing.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permainan isu menjelang gelaran politik seperti Munas adalah hal yang lumrah terjadi dalam politik.
Termasuk adanya isu dukungan Presiden terhadap seorang Calon Ketua Umum Golkar.
Pengamat Politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang menilai lepas benar atau tidaknya isu dukungan pemerintah terhadap Calon tertentu itu, rasanya semua calon berharap mendapat dukungan dari pemerintah.
Menurut Sebastian, dari sisi calon isu ini diharapkan terjadi pada mereka masing-masing.
Namun bagi pemerintah, sangat tidak elok kalau mendukung Calon tertentu dalam perebutan kursi nomor 1 Golkar.
"Tidak baik pemerintah ikut mencampuri urusan internal atau menentukan ketua di suatu partai," ujar Sebastian kepada Tribun, Senin (9/5/2016).
"Padahal siapapun ketua terpilih pasti punya kepentingan untuk mendekat ke pemerintah," kata Sebastian.
Sebelumnya, Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo menganggap pernyataan yang mengatasnamakan Presiden mendukung Setya Novanto (SN), tidaklah benar.
"Soal isu Luhut (Menkopolhukam red) bilang Presiden dukung SN itu tidak benar dan ngawur. Itu hanya klaim para pendukung SN saja. Saya sudah cek, itu tidak benar," kata Bambang Soesatyo, Senin (9/5/2016).
"Jadi, lagi-lagi nama Presiden dijual seperti kasus Papa Minta saham freeport. Saya justru heran, kok nggak kapok-kapok ya jual nama presiden," ujar Bambang.