Pengamat Puji Setnov Politikus Luwes, Pandai Mendesain dan Tangguh
Qodari mengaku telah memprediksi Setnov bakal menjadi Ketua Umum PG.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Indobarometer, Muhammad Qodari mengklaim sudah memprediksi Setya Novanto (Setnov) layak terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Sebab, sejumlah kelebihan dimiliki Setnov, seperti politikus luwes, pandai mendesain dan tangguh.
Hal ini disampaikan M Qodari dalam diskusi bertajuk 'Quo Vadis Golkar di Parlemen dan Pemerintahan', di ruang media Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Pernyataan tersebut Qodari di depan Setnov dan Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno sebagai narasumber diskusi.
Qodari mengaku telah memprediksi Setnov bakal menjadi Ketua Umum PG saat bertemu di rumah pribadi Setnov pada lima tahun lalu. "Rumah yang itu pak, kecuali ada rmh lain, saya nggak tahu," seloroh Qodari disambut tawa kecil oleh Setnov.
Menurut Qodari, Setnov merupakan politilkus yang mempunyai banyak teman dan luwes dalam perpolitikan. Hal itu terbukti dengan banyaknya DPD I dan II selaku pemegang hak suara di Munaslub Bali memberikan suara untuknya sehingga terpilih menjadi ketua umum partai secara aklamasi pasca-kompetitor Ade Komarudin mengundurkan diri.
Lantas, ia berseloroh, jika pemilihan tersebut diadakan di dalam ruangan media saat ini juga, maka Setnov juga akan terpilih secara aklamasi.
Selanjutnya, Qodari menyebut Setnov sebagai figur politikus yang pandai mendesain dan membangun. Hal itu terbukti dengan makin rapi, indah, adem dan tertibnya ruang media dan ruang seluruh fraksi di Gedung DPR saat Setnov menjadi Ketua DPR.
"Jadi, setiap beliau masuk ruangan, pasti diotak-atik. Sebelumnya ruangan yang sudah diotak-atik beliau adalah ruagan fraksi. Cuma saya nggak tahu apakah ruangan ini (ruang media) ada ruangan kedap suaranya seperti ruangan yang di atas (ruang Setnov)," bebernya.
Dengan kelebihan tersebut, Qodari berharap Setnov mampu mendesain dan membangun Partai Golkar menjadi lebih cantik, besar dan baik.
Qodari menyebut Setnov sebagai politikus yang tanggauh alias 'Nggak Ada Matinya'. Sebab, Setnov bisa menjadi ketua umum partai pasca-terguling dari kursi Ketua DPR lantaran kasus etik Dewan 'Papa Minta Saham' beberapa waktu lalu.
"Jadi, beliau 'Comeback of The Century'. Kemarin dia mundur, sekarang balik lagi malah jadi Ketua Umum Golkar. Waktu beliau Ketua Fraksi Golkar, remote-nya kan ada di DPP. Nah, sekarang dengan jadi ketua umum, beliau jadi pegang remote-nya," katanya.
Ketangguhan Setnov sebagai politikus juga terbukti dengan terpilihnya dia menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Sebab, dia bisa terpilih kendati 'dikeroyok' oleh tujuh calon ketua umum lainnya atau diserang dari '7 Penjuru Angin'.
"Jadi, apa yang terjadi pada Novanto ini kebalikan dengan apa yang terjadi pada Akbar Tandjung pada Munas Golkar 2004. Saat itu, Akbar Tandjung dikeroyok dan tumbang. Kalau Novanto dikeroyok malah menang banget," kata Qodari.
"Dan Novanto menangnya secara aklamasi. Dan yang menyatakan aklamasi itu justru dari caketum yang awalnya menyatakan menolak aklamasi itu," sambungnya.
Qodari menambahkan, sebenarnya belum terjadi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam Munaslub di Bali pada dua hari lalu. Yang terjadi saat itu, justru baru pemilihan calon ketua umum. Namun, Setnov sudah terpilih menjadi ketua umum saat putaran pertama di mana saat itu dia dan Ade Komarudin menjadi peraih suara terbanyak dan berhak maju ke putaran kedua.
"Sebab, kalau mau dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum, tapi hasilnya sudah ada. Jadi, daripada dilanjutkan dan sudah tahu hasilnya, lebih baik dinyatakan menang aklamasi," kata Qodari.
"Jadi, ini menarik. Karena ada calon yang awalnya tidak mau aklamasi, malah menyatakan aklamasi. Makanya Novanto menang banget," sambungnya.