Soal Pengurus DPP Golkar, Tim Sukses Akom Bilang Kalau Kalah Itu Tidak Boleh Minta Jabatan
Kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto menimbulkan pro kontra.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto menimbulkan pro kontra.
Sebab, terdapat sejumlah nama yang bermasalah masuk dalam kepengurusan.
Politikus Golkar Ahmadi Noor Supit mengatakan kepengurusan Golkar dilakukan formatur. Sehingga terkait nama-nama yang duduk di kepengurusan merupakan selera formatur Golkar.
"Mau bikin Golkar berwibawa atau tidak itu tergantung formatur. Itu tergantung selera. Apa mau tampilkan Golkar wajah yang dipercaya apa mau yang bopeng-bopeng itu terserah mereka," kata Supit ketika dikonfirmasi, Kamis (26/5/2016).
Supit juga berharap Golkar pascaMunaslub dapat memberikan hasil nyata untuk meyakinkan rakyat.
Mengenai nama loyalis calon ketua umum Ade Komarudin yang tak masuk kepengurusan, Supit melihat hal itu sebagai konsekuensi logis dari sebuah pertarungan politik.
"Silahkan saja ambil semuanya terserah. Dalam politik biasa saja. Ada juga yang menang mengakomodir seperti janji saat kampanye. Itu tergantung mereka yang menang itu
Kalau kalah itu tidak boleh minta. Harus fair. Yang kalah mundur dulu," imbuh Anggota Timses Akom itu.