Wakil Ketua MPR: Sosialisasi Empat Pilar untuk Tangkal Radikalisme
Dalam audiensi itu, Mahyudin menjelaskan mengapa MPR mensosialisasikan Empat Pilar MPR.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Mahyudin mendapat kunjungan dari siswa SD YPPSB 1 Sangatta Utara.
Para siswa SD itu diterima Mahyudin di Ruang GBHN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Dalam audiensi itu, Mahyudin menjelaskan mengapa MPR mensosialisasikan Empat Pilar MPR.
Siswa SD pun menyimak penjelasan yang disampaikan Wakil Ketua MPR Mahyudin. Di depan para siswa Mahyudin mengungkapkan bahwa sosialisasi Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) berguna untuk menangkal paham radikal seperti terorisme.
''Kenapa harus dilaksanakan sosialiasi, karena sudah tidak ada lagi penataran P4. Ini berguna untuk menahan paham-paham radikal, seperti tindakan terorisme,'' kata Mahyudin.
Menurut Mahyudin, terorisme itu tidak benar dan tidak sesuai Pancasila. Dalam sosialisasi Empt Pilar juga terkandung nilai Bhinneka Tunggal Ika meminimalisir fanatisme kedaerahan, yang kerap membawa isu-isu SARA untuk kepentingan tertentu.
Mahyudin menambahkan, Empat Pilar MPR juga perlu ditanamkan untuk mencegah pejabat negara korupsi. Indonesia juga menghadapi tantangan penegakan hukum yang tidak optimal, dan persaingan antar negara dalam era Globalisasi. ''Itulah tantangan mengapa kita mensosialisasikan Empat pilar,'' ujarnya.
Pad bagian lain, Mahyudin memotivasi siswa SD untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan. Dalam kehidupan, kata Mahyudin, tidak selamanya berhasil, karena seringkali kita mengalami kegagalan. Tapi kegagalan jangan membuat kita berputus asa.
"Kita harus bangkit kembali. Di balik kegagalan bisa jadi ada misi yang lebih baik dari Tuhan untuk kita,'' jelasnya.
Mahyudin memberi contoh dua kali mengalami kegagalan. Tapi justru kegagalan itu malah mengantarkannya menjadi wakil ketua MPR. Pertama, gagal diterima bekerja di kantor pajak di Kutai Timur. Kegagalan kedua, tidak terpilih jadi bupati Kutai timur, setelah kalah oleh Awang Farouk. "Tuhan mempunyai rencana di balik kegagalan itu makanya saya bisa menjadi Wakil Ketua MPR," ucapnya.