Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wacana Pangkas PNS, Politikus PDIP Ingatkan Menteri Yuddy Tidak Terus Berakrobat

"Lalu bicara sosialisasi pun ada ongkos, dan bicara pesangon tentu ada jumlah dana yang sangat besar? Saya pikir ini kebijakan gagal berpikir, apalagi

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Wacana Pangkas PNS, Politikus PDIP Ingatkan Menteri Yuddy Tidak Terus Berakrobat
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II Arteria Dahlan mengingatkan tugas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi untuk membina pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak produktif.

"Bukan dengan membinasakan seperti program rasionalisasi. Jadi Kenapa tidak dibalik, kalau Kemenpan dan jajarannya enggak bisa membina dan melakukan tata kelola pemerintahan yang baik, ya pensiun dini saja," kata Arteria melalui pesan singkat, Selasa (7/6/2016).

Mengenai alasan efisiensi, Arteria mengingatkan adanya biaya verifikasi, sistem penilaian kinerja dengan sumber daya manusia yang harus dibayar.

"Lalu bicara sosialisasi pun ada ongkos, dan bicara pesangon tentu ada jumlah dana yang sangat besar? Saya pikir ini kebijakan gagal berpikir, apalagi saya cek belum ada program pensiun dini dalam program Kemenpan di 2016," kata Politikus PDIP itu.

Arteria menyebutkan kebijakan Kemenpan tersebut belum dibahas di Komisi II DPR.

Bila hal tersebut tetap dilaksanakan, Arteria memastikan roda pemerintahan akan terguncang.

Berita Rekomendasi

Apalagi, adanya fakta negara krisis tenaga aparatur, guru, dan tenaga medis.

Pemerintah juga dihadapkan pada permasalahan honorer yang tidak kunjung selesai.

Ia menyarankan Menpan & RB Yuddy Chrisnandi fokus bekerja dan menghentikan akrobat politik.

Sehingga kebijakan Menteri Yuddy mendapatkan kepercayaan publik.

"Kasihan Pak Jokowi, ditengah kerja keras beliau dalam meyakinkan publik, justru terdistorsi dengan pernyataan atau kebijakan pembantunya yang kontraproduktif," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas