Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

HT Silaturahmi ke Pondok Pesantren di Banten

“Kita sebagai anak-anak bangsa punya kewajiban untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju,” kata HT.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in HT Silaturahmi ke Pondok Pesantren di Banten
Ist/Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) keliling pondok pesantren (ponpes) di Provinsi Banten, Kamis (9/6/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) keliling pondok pesantren (ponpes) di Provinsi Banten, Kamis (9/6/2016).

Bersama jajaran DPP Partai Perindo, pria yang akrab disapa HT itu memulai silaturahmi Ramadhan-nya dengan menyapa santri dan santriwati di Ponpes Attaufiqiyyah di Baros, Serang. Berlanjut ke Ponpes Nur El Falah (Petir, Serang), Ponpes Bani Nawawiyah (Jawilan, Serang) dan Ponpes Al Bayan (Rangkasbitung, Lebak).

Pada kesempatan tersebut, HT berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kebangsaan kepada para santri dan santriwati. Baginya, membina generasi muda sangat penting karena mereka memiliki peran penting dalam kemajuan bangsa Indonesia ke depan.

“Saya senang mendorong generasi muda, karena saya ingin anak-anak muda betul-betul berguna, bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai,” ujarnya.

Menurutnya, generasi muda di Tanah Air harus memiliki pemikiran yang positif, progresif, positif dan tahu permasalahan bangsa sehingga bisa berbuat maksimal untuk Indonesia.

“Kita sebagai anak-anak bangsa punya kewajiban untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju,” kata pria asal Jawa Timur tersebut.

Dia memberikan gambaran bagaimana kondisi Indonesia saat ini. Sudah 70 tahun merdeka, Indonesia belum mencapai tujuan akhir kemerdekaan yakni menjadi negara bangsa yang makmur. Indonesia baru mencapai 30% dari batas minimum pendapatan per kapita negara-negara maju. Berdasarkan standar internasional, pendapatan per kapita negara maju minimal US$ 12.000.

Berita Rekomendasi

Penyebabnya, lanjut HT, sistem ekonomi yang semakin terbuka dan bebas dari waktu ke waktu. Padahal, mayoritas masyarakat belum siap, baik dari sisi kesejahteraan dan pendidikan. Seperti diketahui, sekitar 49% masyarakat Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah.

“Akibatnya, masyarakat yang belum siap terus tertinggal, kesenjangan lebar. Indonesia akan lebih cepat maju kalau tidak seperti sekarang, ekonomi terbuka sebebas-bebasnya,” katanya.

Hary menegaskan, Indonesia harus menerapkan ekonomi kerakyatan. Masyarakat yang tertinggal harus diberikan perlakuan khusus berupa akses dana murah dan mudah, pelatihan keterampilan serta proteksi.

“Ekonomi kerakyatan adalah bagaimana mengentaskan masyarakat yang tertinggal supaya bisa tumbuh lebih cepat. Masyarakat yang tertinggal harus dibantu supaya negara kita lebih cepat menjadi negara maju,” tuturnya.

Jika masyarakat yang ketinggalan tumbuh lebih cepat, jumlah masyarakat menengah ke atas yang selama ini menopang perekonomian Indonesia akan lebih banyak. Semakin banyak penggerak ekonomi, akan semakin cepat Indonesia menjadi negara maju. “Jadi negara maju itu penting, karena kita bisa membuat bangsa kita menjadi sejahtera, makmur. Kalau maju, negaranya akan kuat,” tegas HT.

Di negara maju, tambah HT, masyarakat bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi secara gratis. Begitu pun layanan kesehatan, bisa didapat secara cuma-cuma. “Kalau negara maju, olahraga pun bisa hebat,” ungkapnya. Jumlah penduduk Indonesia terbesar se-Asia Tenggara, tetapi prestasi olahraga Indonesia di bawah negara-negara tetangga. Jika negara maju, bisa membayar pelatih, menyediakan sarana dan prasarana dan sebagainya, sehingga olahraga bisa berkembang dan maju.

Kepada para santri dan santriwati, ayah lima anak itu pun mengungkapkan kunci suksesnya. “Fokuslah pada kualitas,” katanya. Ada tiga kualitas yang dia tekankan yakni vertikal, internal dan eksternal. “Kualitas vertikal adalah hubungan spritiual kita dengan Sang Pencipta. Harus diasah terus,” terangnya.

Kedua, kualitas internal. Tak ada yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kelemahan sehingga harus selalu introspeksi untuk memperbaiki segala kelemahan. HT menilai Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk introspeksi, memperbaiki diri. Dari tidak disiplin, tidak rajin, gampang menyerah, berpikir negatif menjadi rajin, disiplin, pantang menyerah dan berpikir positif. “Ramadhan ini mari introspeksi diri kita. Kelemahan kita, kita perbaiki supaya menjadi orang yang lebih baik,” serunya.

Ketiga, kualitas eksternal yakni selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap tanggung jawab yang diberikan. “Kalau seseorang menerapkan 3 kualitas ini, saya yakin orang itu akan berkembang dengan baik. Introspeksi, kualitas diri yang terus diperbaiki itu penting,” tutur HT seraya menambahkan, sukses tidak tergantung dari masa lalu, dan tidak bergantung dari seberapa lama membangunnya.

Sementara itu, pimpinan Ponpes Attaufiqiyyah Edy Suhrowardi menyambut baik kedatangan HT dan jajaran DPP Partai Perindo. Diantaranya, Sekretaris Jenderal Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Syafril Nasution, Ketua Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad, Ketua Bidang Kader, Anggota dan Saksi Armyn Gultom dan Wasekjen Donny Ferdiansyah dan Muhammad Amin.

“Semoga cita-cita beliau mensejahterakan bangsa Indonesia, berhasil,” kata Edy Suhrowardi. Dalam silaturahminya ke empat ponpes di Banten, HT menyerahkan bantuan Alquran dan dana pendidikan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas