Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Uber Provakotor Demo Berujung Bentrok di Tambang Bawah Tanah Bengkulu

Sejak Januari lalu warga sudah menyampaikan keberatan soal aktivitas tambang PT Citra Buana Selaras (CBS).

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Polisi Uber Provakotor Demo Berujung Bentrok di Tambang Bawah Tanah Bengkulu
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Penyidik Polda Bengkulu melakukan penyelidikan terhadap aksi unjuk rasa masyarakat perwakilan 12 desa di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu yang menolak tambang bawah tanah hingga berujung jatuhnya korban, Sabtu (11/6/2016) kemarin.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto mengatakan saat ini polisi masih terus mengusut siapa otak dibalik provokasi demo yang mengakibatkan empat warga luka tembak dan dua anggota Polri luka bacok.

"‎Saat demo tiba-tiba ada beberapa orang yang menyelinap dan memprovokasi massa untuk maju menyerang. Memang masyarakat juga sudah mempersenjatai diri sehingga anggota kami ada yang kena," terang Agus, Senin (13/6/2016) di Mabes Polri.

Mantan Kabag Penum Mabes Polri ini melanjutkan, sejak Januari lalu warga sudah menyampaikan keberatan soal aktivitas tambang PT Citra Buana Selaras (CBS).

Dan sudah ada langkah fasilitas, namun masyarakat yang bermukim di dekat lokasi tambang banyak yang tidak sabar. Hingga berujunglah pada aksi demo yang ricuh.

"Kami mau cari siapa yang memprovokasi masyarakat sehingga terpancing dan berakhir anarkis. ‎Pasti kami usut pelakunya," tambah Agus.

Untuk diketahui, masih belum dipastikan siapa yang lebih dulu memulai aksi anarkis tersebut, apakah dari pihak masyarakat atau polisi.

Berita Rekomendasi

Empat Korban luka tembak masyarakat dilarikan ke RS di Kabupaten Rejang Lebong dan RS M Yunus di Kota Bengkulu. Korban tersebut yakni Marta (18), Bahrudin Hs, Yudi dan Ali Muin. Sementara itu, korban luka bacok dari Polri dirawat di RS Bhayangkara Bengkulu.

Sebelumnya ‎aktivitas pertambangan di bawah tanah dengan membuat terowongan sudah beberapa kali ditolak warga, ada sekitar 12 desa yang menolak karena diatas tanah terowongan terdapat perkebunan dan permukiman penduduk. Warga berharap izin perusahaan dicabut.

‎Berdasarkan ‎hasil kesepakatan kemarin, sementara aktivitas tambang bawah tanah ditutup karena akan dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan masyarakat.

Hingga kini, ratusan anggota Brimob Polda Bengkulu masih melakukan penjagaan ekstra ketat di lokasi tambang dan tidak sembarangan orang diizinkan masuk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas