TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dinilai cerdas karena mengajukan calon tunggal Kapolri, Komjen Pol Tito Karnavian. Keputusan itu layak diapresiasi.

“Pilihan Presiden Jokowi kepada Tito Karnavian sebagai sebagai calon tunggal Kapolri adalah langkah cerdas dan strategis mengakomodasi harapan publik terkait profesionalisme di tubuh Polri,” kata pendiri relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ), Michael Umbas dalam pernyataannya, Rabu(15/6/2016).

Menurutnya, Tito merupakan figur yang cerdas secara akademik. Tito merupakan lulusan terbaik Akpol 1987.

Tito yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPR), jebolan Exeter University Inggris, Massey University Auckland Selandia Baru dan peraih PhD di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.

“Tentu Tito diharapkan mampu melakukan terobosan internal untuk berbagai agenda institusional penegakan hukum yang penting seperti korupsi, terorisme dan narkoba,” ujar Komisaris Hotel Indonesia Natour ini.

Dia menambahkan, Presiden sudah lama melihat potensi Tito sebagai pemimpin bertangan dingin dalam berbagai jabatan yang pernah diemban.

“Lebih dari itu, tentu visi Pak Tito sejalan dengan konsep Nawacita yang diusung oleh Presiden Jokowi antara lain menjadikan polisi dekat dengan rakyat dan semakin dicintai rakyat,” imbuh penulis buku “Solusi Jokowi” ini.

“Harapan rakyat yang besar terhadap institusi polri sebagai penegak hukum harus dimulai dengan kepemimpinan yang kuat dan transformatif. Presiden melihat itu ada dalam sosok Tito. Sehingga sekali lagi, pemilihannya sebagai calon tunggal Kapolri adalah wujud akomodasi terhadap harapan publik,"katanya.