Pengamat: Jokowi Pilih Tito Jadi Kapolri Karena Loyal dan Terbukti Bisa Kerjasama Ahok
Atas dasar itu, dia mengajukan nama calon tunggal Kapolri sesuai keinginannya sendiri.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat kepolisian, Adrianus Meliala, mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri karena dianggap sebagai orang yang loyal.
Menurut dia, Jokowi mempunyai keinginan melanggengkan kekuasaan dengan cara memegang institusi TNI dan Polri.
Atas dasar itu, dia mengajukan nama calon tunggal Kapolri sesuai keinginannya sendiri.
"Mana ada presiden yang mau melepaskan grip pada dua kaki, yakni kaki TNI dan Polri. Maka dia akan memilih orang yang loyal betul pada dia," tutur Adrianus kepada wartawan, Rabu (15/6).
Dia menjelaskan, pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu sudah menunjukan loyalitasnya kepada Jokowi saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada periode 2015-2016.
Selain itu, Tito telah memperlihatkan dapat bekerjasama dengan salah satu orang terdekat Jokowi, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Tito diharapkan dapat bekerjasama dengan Jokowi sampai beberapa tahun ke depan termasuk saat Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan wakil rakyat pada 2019.
"Bersinergi dengan loyalis lainnya, yaitu Ahok. Ini bicara politik ya. Dalam rangka menghadapi 2019. Jokowi butuh sosok Tito yang mampu mengangkat polri dan menjadi ikon yang bisa dijual," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.