Ditunjuk Jokowi, Tito: Sebagai Prajurit Tak Boleh Langgar Perintah, Apalagi Perintah Presiden
"Sebagai Prajurit tidak boleh langgar perintah apalagi perintah dari presiden. Pasti akan saya lakukan semaksimal mungkin apapun risikonya,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNPT Tito Karnavian mengaku sudah mendengar namanya dicalonkan sebagai Kapolri.
Informasi tersebut disampaikan Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung kepada Jenderal Bintang Tiga itu.
Tito pun memahami dirinya termasuk junior dalam generasi kepolisian.
"Tapi ini perintah, sebagai Prajurit tidak boleh langgar perintah apalagi perintah dari presiden. Pasti akan saya lakukan semaksimal mungkin apapun risikonya," kata Tito di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Tito menyatakan akan merangkul semua pihak termasuk senior di kepolisian.
Ia mengaku sudah beberapa kali pernah bekerjasama dengan seniornya.
Ditutrkan dia, ketika dirinya menjabat sebagai Kapolda Papua dirinya mengganti seniornya di Akademi Kepolisian (dulu Akabri) angkatan 1971 dan dirinya diganti angkatan 1981.
Sementara dirinya merupakan alumni Akpol angkatan 1987.
"Hubungan kami sangat baik dengan senior-senior. Di Polda Metro juga sama. Wakil saya angkatan 83. Orang ketiganya 85, saya angkatan 87. Kemudian pejabat utama banyak angkatan 83, 84, 85, 86. Kami bisa kerjasama dengan baik," tuturnya.
Terpenting, kata Tito, terkait komunikasi dengan senior dibutuhkan interpersonal skill.
Tito mengingatkan membangun hubungan dengan semua pihak tetapi bukan berarti menyenangkan seluruhnya.
"Prinsipnya kita satu yaitu reformasi Polri," ujarnya.
Ia juga menuturkan Polri masih menjadi organisasi yang dipercaya publik dalam jajak pendapat serta survei.
"Kita sama-sama dalam satu ikatan. Baik senior maupun junior. Visinya membangun itu. Karena itu saya butuh dukungan semua pihak baik internal maupun eksternal," tuturnya.