Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seminar Safety Riding Pasuruan Kembalikan Kesadaran Penggunaan Kaca Spion

Seminar Safety Riding merupakan kegiatan yang pertama kali digelar PT MPM di Pasuruan yang bertujuan memberi pemahaman berkendara motor secara aman.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kota Pasuruan tercatat sebagai  “Jalur Tengkorak” karena angka tingkat kecelakaan motor yang tinggi akibat dari mobilitasnya yang tinggi sebagai penghubung berbagai wilayah di Jawa Timur.

Menyikapi hal itu, PT PT Mitra Pinastika Mulia (MPM) Surabaya selaku Main Dealer Sepeda Motor Honda wilayah Jawa Timur dan NTT mengadakan Seminar Safety Riding di Pasuruan Jawa Timur Seminar Safety Riding di Pasuruan, Kamis (16/6).

Seminar Safety Riding  merupakan kegiatan yang pertama kali digelar PT MPM di Pasuruan yang bertujuan memberi pemahaman berkendara motor secara aman.

Koordinator Safety Riding PT Mitra Pinastika Mulia (MPM) Surabaya, Hary Setiawan, mengatakan acara ini digelar untuk mengampanyekan berkendara secara aman kepada warga Kota Pasuruan, khususnya para anak muda.

"Pemahaman safety riding ini bukan hanya sebatas atribut berkendara, tapi juga perilaku berkendara. Ini yang kami sampaikan kepada audiens. Karenanya pemahaman berkendara secara aman, baik atribut maupun perilaku, sangat dibutuhkan. Kami sasar anak-anak muda dan mahasiswa karena mereka merupakan agen perubahan," ujarnya.

Hary Setiawan, menambahkan bahwa acara ini diupayakan untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Selain Pasuruan, bulan Agustus mendatang acara serupa ada di Malang.

"Ini akan menjadi kontribusi kami kepada warga Jatim untuk memberi pengetahuan berkendara aman dengan harapan bisa menekan angka kecelakaan," paparnya.

Berita Rekomendasi

Banyak manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan seminar ini.  Seperti yang diungkapkan Trissa, mahasiswi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pasuruan.

Trista  tak pernah menyadari fungsi kaca spion sebelumnya, sehingga ia memilih menengok ke belakang jika ingin berbelok.

"Ternyata menengok ke belakang itu salah karena tidak melihat depan. Memang sulit mengubah kebiasaan. Tapi mulai sekarang saya akan memanfaatkan spion untuk melihat keadaan sekitar," kata Trissa di sela-sela seminar.

Satu lagi kegunaan spion, lanjut Mahasiswa jurusan ilmu Ekonomi ini  adalah memudahkan pemantauan keadaan di belakang motor, apalagi  dengan maraknya aksi pembegalan sepeda motor.

"Tiap 10 detik saya harus melihat spion agar tahu keadaan di belakang. Ngeri dengan pembegalan yang rame lagi," ujarnya.

Kabiro Lantas Polres Pasuruan Kota, Iptu Kamaruddin, menambahkan tingkat kecelakaan di Kota Pasuruan cenderung mengalami penurunan sejak tiga tahun terakhir.

Tahun 2014 terdapat 372 angka kecelakaan yang kemudian turun di Tahun 2015 menjadi 370 angka kecelakaan.

"Sampai Juni 2016, sudah ada 181 kecelakaan. Memang ada penurunan, tapi belum signifikan. Adanya seminar berkendara aman ini kami harap mampu menjadi penyadaran warga agar berlalu lintas dengan menaati peraturan," tukas Kamaruddin.

#satuHATIselamatdijalan

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas