Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istri Tito Karnavian: Mungkin Nanti Saya Nggak Bisa Pakai Celana Jins Sobek Lagi

Ny Tri Suswati, ikut 'diinterogasi' anggota Komisi III mengenai beberapa hal, termasuk soal suka duka hidup mendampingi Tito Karnavian.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Istri Tito Karnavian: Mungkin Nanti Saya Nggak Bisa Pakai Celana Jins Sobek Lagi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Calon tunggal Kapolri, Komjen Pol Tito Karnavian didampingi istri Tri Suswati menerima kunjungan para anggota Komisi III DPR di kediamannya, Kompleks Polri, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016). Kedatangan Komisi III tersebut untuk mengenal lebih dekat sosok Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris dan keluarganya sebelum menjalani Uji Kelayakan dan Kepatutan sebagai calon Kapolri pada Kamis (23/6/2016) di DPR. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR tak hanya berdialog dengan Komjen Pol Tito Karnavian, calon tunggal Kapolri, ketika bertandang ke rumah dinasnya, kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (22/6/2016) kemarin.

Ny Tri Suswati, ikut 'diinterogasi' anggota Komisi III mengenai beberapa hal, termasuk soal suka duka hidup mendampingi Tito Karnavian.

Berikut petikan dialog anggota Komisi Hukum DPR dengan ibu tiga anak tersebut:

Junimart Girsang (PDIP): Saya mau tanya ke Ibu Tito. Bagaimana caranya ibu sebagai istri polisi bisa bertahan dan tahan sementara suami selalu jauh? Pernah nggak ibu bermimpi menjadi istri Kapolri? Mungkin nggak sebagai istri Kapolri akan berubah sikap terhadap ibu-ibu Bhayangkari?

Ny Tri Suswati (TS): Pertanyaan Pak Junimart, saya sendiri heran bagaimana bisa bertahan selama ini. Tapi, sebetulnya saya bisa membayangkan bagaimana sih jadi istri calon Kapolri. Ya harus patuh kepada suami untuk dapat surga, melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Apapun yang terjadi, saya tetap berpegang teguh pada agama dan suami.

Soal di Bhayangkari, memang kebetulan saya pernah di senior dan junior. Karena bagi kami, Bhayangkari itu wadah bagi kami untuk hal positif. Tapi, kalau soal gosip, itu nggak hanya di Bhayangkari saja.

Saya bisa membayangkan menjadi istri Kapolri, karena Pak Tito pernah jadi Sespri Kapolri. Jadi, saya banyak tahu kegiatan Kapolri dan istri. Waktu kami lihat bagaimana beban Kapolri dan istri, banyak sekali. Makanya saya mau sembunyiin Bapak biar nggak jadi Kapolri. (Disambut tawa)

Berita Rekomendasi

Saya nggak akan berubah, bagaimana pun saya masih seperti yang dulu. Tapi, mungkin nanti nggak bisa pakai celana jins sobek lagi.

Herman Hery (PDIP): Ibarat kalau ngomong sebagai istri calon Kapolri, ini ibarat kejatuhan bulan plus beban. Gosip itu lebih cepat dari SMS. Nah, bagaimana Ibu menyikapi ada istri-istri dari para senior?

TS: Kami sama satu visi dan misi, kami sama-sama bisa bekerja sama.

Akbar Faisal (NasDem): Pak Tito dinilai sebagai the legends di Polri. Itu bisa jadi beban tersendiri. Bagaimana nanti ibu mengatasi ini? Tingkat bunuh diri polisi meningkat. Artinya mau diakui atau tidak, posisi keluarga itu sangat penting, terutama peran istri.

TS: Saya kok ditanya terus, ini jadi kayak ujian tesis yah. Saya 25 tahun mendampingi Pak Tito. Saya sudah pengalaman sejak Bapak dari bawah. Soal suka duka, saya nggak terlalu memikirkan.

Kehidupan saya berjalan seperti adanya. Mungkin orang menyebut duka, bagi saya tidak. Karena kehidupan ini hanya titipan. Jadi, seberat apapun atau sesuka apapun, saya kembalikan ke Allah.

Kehidupan hedonis di Bhayangkari, memang ada. Tapi, itu berapa porsinya? Karena saya juga pernah melihat sendiri, ada Bhayangkari yang berjuang menjadi tukang cuci, berdagang dan lain-lain.

Tapi, hal ini akan kami fokuskan membantu dan memberdayakan mereka supaya hidup lebih layak. Semua ibu Bhayangkari di Indonesia harus hidup lebih layak.

Hal yang menjengkelkan, Bapak suka pergi tugas lama ke luar kota, dan kalau balik ke rumah capek, saya ajak ngobrol nggak diladenin.

Sarifuddin Sudding (Hanura): Apa Pak Tito pernah mengajak Ibu diskusi atau Ibu memberi saran untuk pengambilan suatu keputusan?

TS: Pak Tito lebih pintar dari saya sehingga saya nggak begitu memberi masukan. Tentang info-info untuk memperbaiki institusi, itu saya sampaikan. Kalau untuk pengambilan keputusan, saya tidak. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas