Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Perlu Pertimbangkan Tempatkan Pasukan Pengamanan di Tiap Kapal Indonesia

Kembali terjadinya warga negara Indonesia (WNI) disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina sudah tidak bisa ditolerir.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Pemerintah Perlu Pertimbangkan Tempatkan Pasukan Pengamanan di Tiap Kapal Indonesia
TRIBUNNEWS.COM
Prananda Surya Paloh 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kembali terjadinya warga negara Indonesia (WNI) disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina sudah tidak bisa ditolerir.

Anggota Komisi I DPR RI, Prananda Surya Paloh melihat penyanderaan WNI ini menunjukkan urgensi negara ini untuk memberikan perlindungan pengamanan bagi kapal berbendera Indonesia. Khususnya yang akan melintasi perairan Filipina oleh TNI.

"Hal ini menunjukkan urgensi negara kita dalam menghadapi ancaman, dimana kita mutlak harus mengamankan jalur laut dan melindungi pelayaran dagang kita," ujar politikus NasDem ini ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (24/6/2016).

Untuk itu putera pendiri dan ketua umum NasDem ini mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pengamanan yang lebih agresif dan aktif. Termasuk menempatkan pasukan pengamanan di tiap kapal berbendera Indonesia.

"Atau kita bisa membuat aturan yang memungkinkan kapal indonesia bisa menyewa pengawalan bersenjata yang sudah lazim dilakukan di internasional," jelasnya.

Pemerintah Indonesia membenarkan tujuh warganya disandera teroris, kelompok bersenjata di Laut Sulu, Filipina Selatan.

Berita Rekomendasi

Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan bahwa penyanderaan pada Senin (20/6/2016) itu menimpa kapal TB Charles dan TK Roby.

Dua kapal milik PT PP Rusianto Bersaudara itu diketahui membawa 13 anak buah kapal (ABK) yang tujuh di antaranya menjadi korban penyanderaan.

Tujuh orang tersebut diketahui merupakan warga Samarinda, Kalimantan Timur.

Diketahui tujuh ABK itu dibawa penyanderanya ke Tawi-Tawi, Filipina, usai insiden pembajakan dan penculikan terjadi di sekitar perairan Sulu.

Sedangkan, enam orang ABK sisanya yang bebas sudah dalam perjalanan menuju Samarinda.
Hingga kini, masih dicari tahu siapa pihak yang melakukan penyanderaan itu, menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.

Berikut adalah identitas tujuh ABK TB Charles yang diculik di perairan Filipina tersebut, yang telah dirilis oleh pihak perusahaan kapal.
- Ferry Arifin (kapten)
- M. Mahbrur Dahri
- Edi Suryono
- Ismail
- M.Nasir
- M.Sofyan
- Robin Piter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas