Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Komisi I DPR Ingatkan Banyak Makelar Pembebasan Sandera WNI di Filipina

Supiadin mengatakan konsep pemerintah membentuk crisis center segera dibentuk

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Anggota Komisi I DPR Ingatkan Banyak Makelar Pembebasan Sandera WNI di Filipina
KOMPAS.com/ SUDDIN SYAMSUDIN
Keluarga Mabrul, salah satu ABK yang disandera kelompok Abu Sayyaf berharap kerabatnya pulang dalam keadaan selamat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Supiadin Aris Saputra mengaku prihatin dengan penyenderaan tujuh WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Aplagi peristiwa tersebut bukanlah yang pertama kali.

Ia pun mempertanyakan kejadian yang berulang kali tersebut. Supiadin mengatakan konsep pemerintah membentuk crisis center segera dibentuk.

"Diplomasi total artinya tidak bisa bekerja dengan an sich pemerintah. Karena disana itu tim yang membebaskan itu rata-rata LSM dan pemerintah hati-hati kareba di sana banyak makelar juga pembebasan. Cari uang. Jadi kalau kita salah pilih negosiator akan habis," kata Supiadin di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Padahal, kata Supiadin, pihaknya telah menyepakati dengan pemerintah Filipina tidak memberikan uang. Pemerintah Indonesia juga tidak memberikan uang.

"Seperti yang saya lakukan kemarin, memimpin pembebasan 10 sandera saya pimpin itu tanpa uang," kata Politikus NasDem itu.

Supiadin menjelaskan kompensasi dari kesepakatan tersebut, pihaknya menyekolahkan 35 anak Filipina Selatan. Anak-anak muslim itu akan bersekolah gratos di Aceh. Oleh karena itu, ia mengingatkan pembebasan sandera harus menggunakan pendekatan informal.

Ia mengakui kelompok kecil Abu Syaaf di Filipina banyak. Supiadin yakin kelompok yang menyandera WNI saat ini berbeda dengan sebelumnya. "Memang kelompoknya banyak, faksi-faksi Abu Sayyaf banyak. Yang notabene Abu Sayyaf sendiri tidak bisa mengendalikan faksi ini. Mengapa? macam-macam. Mungkin selama ini dapat tebusan dibagi tidak merata," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Ia juga meminta pemerintah berbicara dengan Filipina apakah kelompok Abu Sayyaf masuk dalam teroris atau pemberontak. Bila kategori pemberontak, maka Abu Sayyaf melawan pemerintahan yang sah Filipina.

"Tuntutannya jangan jadikan warga negata asing jadi sandera. Kalau mereka teroris bikin kesepakatan Indonesia-Filipina, kerjasama penindakan teroris," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas