Menteri Non Muslim pun Bayar Zakat
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (30/6/2016) secara khusus mengumpulkan para menteri dan pejabat eselon I di Istana Negara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (30/6/2016) secara khusus mengumpulkan para menteri dan pejabat eselon I di Istana Negara.
Maksud Jokowi tak lain adalah agara para pembantunya membayar zakat mal dan profesi melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Presiden Jokowi dan Wapres JK tampak mengamati proses penyerahan zakat dari para menteri dana pejabat eselon I tersebut. Jokowi sudah lebih dulu menyetor zakat Rp 40 juta ke Baznas.
Beberapa menteri non-muslim yang terlihat membayar zakat diantaranya Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.
"Kami mendapat info dari pihak protokol ada menteri dan pejabat eselon I non muslim yang hadir dalam peristiwa ini. Semoga jadi bentuk keteladanan, contoh kegotongroyongan sosial dan toleransi di Indonesia yang akan ditiru di semua daerah," kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo saat membuka acara pembayaran zakat.
Kewajiban membayar zakat merupakan rukun islam ketiga serta turut diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2014 tentang optimalisasi pengumpulan zakat. "Tentu bapak atau ibu yang nonmuslim tak ada kewajiban untuk membayar zakat. Namun kalau ikhlas menyumbang akan kita terima dengan senang hati," tambah dia.
Thomas Lembong mengaku ikut menunaikan zakat karena ada pemberitahuan dari Menteri Sekretaris Negara mengenai acara pembayaran zakat di Istana Selasa pagi ini. "Jadi saya dengan senang hati ikutan, asik dan seru. Saya gembira sekali bisa ikut meramaikan," kata Thomas.
Thomas berharap acara yang digagas Jokowi ini bisa terus menjadi tradisi dan terus diselenggarakan pada tahun-tahun selanjutnya. "Pak Presiden kan nyumbang Rp 40 juta ya, jadi saya kasih Rp 5 juta deh. Tapi saya kira yang penting kan keikutsertaan," jawab Lembong seraya tersenyum.
Thomas kemudian bercerita, dua hari lalu Mensesneg Pratiko mengabarkan pada anggota Kabinet Kerja lewat grup WhatsApp bahwa akan ada acara penyerahan zakat. Thomas menyambut baik dan menilai ini sebagai tradisi yang baik. "Jadi meski saya bukan agama muslim, dengan senang hati saya ikutan deh untuk ikut memeriahkan ikut menyumbang pada acara Baznas, berzakat nasional," kata menteri yang ramah senyum ini.
Mendag kagum dengan model pengelolaan dan penyaluran zakat oleh Baznas. Di antaranya memberikan modal bagi golongan yang cukup untuk berusaha dan memberikan kebutuhan pokok bagi masyarakat kurang mampu, termasuk pendidikan dan kesehatan.
"Saya kira sudah sangat benar, kita harus dukung. Apapun agama kami masing-masing, sebagai tradisi dan semangat di bulan suci saya kira sangat bagus. Jadi kami pasti mau ikut serta," ucapnya.
Bambang Sudibyo menambahkan, bagi menteri atau pejabat non muslim yang ingin memberikan zakat, maka dianggap sebagai sedekah. Karena zakat sejatinya adalah ibadah wajib bagi umat Islam. (kompas.com/tribunnes/nicolas manafe)