Pegiat Pemilu Minta RSPP Jelaskan Secara Rinci Penyebab Kematian Ketua KPU
Menurutnya, hal itu penting guna menghentikan sejumlah pertanyaan di publik penyebab dari kematian mantan ketua KPU Sumbar tersebut.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jeirry Sumampow meminta kepada pihak Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) untuk secara rinci menjelaskan kronologis kematian Ketua KPU, Husni Kamil Manik.
Menurutnya, hal itu penting guna menghentikan sejumlah pertanyaan di publik penyebab dari kematian mantan ketua KPU Sumbar tersebut.
"Saya rasa pihak RSPP harus menjelaskan secara rinci penyebab terjadinya kematian Pak Husni. Sekarang ini sudah banyak spekulasi-spekulasi yang beredar di masyarakat tentang kematian beliau," ujarnya saat dihubungi, Jakarta, Minggu (10/7/2016).
Jeirry menjelaskan, dugaan tersebut muncul akibat Ketua KPU merupakan posisi strategis di Indonesia dan Husni Kamil Manik dikenal memiliki banyak kenalan di kalangan pemerintahan.
Bukan tidak mungkin, kata dia, banyak kalangan yang tidak suka dengan Husni dan menjadikan Husni menjadi korban.
"Iya bisa saja banyak yang tidak suka, makanya beliau menjadi korban. Ini terlalu mendadak bagi saya dan rekan yang lain karena sama sekali tidak ada keluhan dari beliau selama ini," tambahnya.
Sementara itu, Kakak kandung Husni Kamil Manik, Arfanuddin Manik menceritakan penyebab meninggalnya adiknya. Husni dikatahui terserang peradangan akibat bisul.
"Abses istilah kesehatannya. Abses ini tidak pecah tapi makin lama makin lebar," kata Arfan dirumah duka, Jalan Siaga Raya, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2016).
Husni masuk rumah sakit Pusat Pertamina saat Rabu (6/7/2016). Ternyata, penyakit yang diderita Husni sudah meradang. Padahal, Husni tidak pernah mengeluh mengenai penyakitnya tersebut.
"Peradangan sudah ke perut, virus-virus sudah menyebar melalui darah," katanya.
Arfan mengatakan Husni memiliki riwayat diabetes sehingga mempercepat peradangan. Hal itu pula yang mengakibatkan infeksi di darah. Pada Kamis (7/7/2016) keadaan Husni mulai melemah pada sore hari. Tim dokter akhirnya memasang alat bantu pernapasan.
"Pukul 20.30 WIB ngedrop lalu tim dokter berkumpul, sekitar pukul 21.00 WIB nafas terakhir," tuturnya.