Kemacetan di Brexit Akibat Masyarakat Tidak Percaya Informasi
Namun hal tersebut belum cukup membantu mengurai kemacetan karena volume kendaraan bisa mencapai 1 juta sehari
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah selama arus mudik sudah menyiapkan berbagai antisipasi dan informasi kepada masyarakat yang pulang menggunakan kendaraan pribadi.
Namun hal tersebut belum cukup membantu mengurai kemacetan karena volume kendaraan bisa mencapai 1 juta sehari di jalan bebas hambatan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna memaparkan pemerintah sudah memberikan informasi dan sosialisasi jalur-jalur yang mengalami kemacetan dan penumpukan.
Herry pun menyayangkan masyarakat masih keras kepala dan nekat tetap memilih jalur keluar Brebes Timur (Brexit) sebagai pilihan utama.
"Karena kalau mereka (masyarakat) nggak lihat sendiri, mereka dibilang macet mereka ngeyel nggak percaya," ujar Herry di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta , Senin (11/7/2016).
Herry memaparkan kemacetan saat arus mudik sudah dimulai di ruas tol Pejagan-Brebes. Namun Herry menilai masyarakat tidak peduli sudah ada kemacetan sepanjang 20 km sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Kejadian seperti itu terjadi ketika kemarin dikatakan sudah macet 20 km, tapi karena mereka nggak melihat sendiri dan mereka merasanya hanya tinggal 2 km, diam saja mereka nggak mau bergerak," kata Herry.
Herry memaparkan Kementerian PUPR sudah menawarkan aplikasi TolKita yang tersedia untuk telepon genggam jenis android, iphone, dan ios. Selain itu pemerintah kata Herry juga menambah CCTV hampir di sepanjang ruas tol arus pemudik untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
"TolKita dengan segala keterbatasannya adalah upaya kami untuk mendekatkan informasi kepada masyarakat pengguna jalan tol," kata Herry.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.