Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembelian Vaksin Palsu Disetujui Direktur Rumah Sakit

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan nama-nama rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lain yang membeli dan menggunakan vaksin palsu.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pembelian Vaksin Palsu Disetujui Direktur Rumah Sakit
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar memperlihatkan vaksin produk Bio Farma, saat jumpa pers terkait vaksin palsu di kantor Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (30/6/2016). Bio Farma telah melakukan koordinasi dengan Bareskrim, Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan distributor resmi vaksin Bio Farma, berdasarkan pengamatan fisik, kemasan, dan hasil uji laboratorium, vaksin yang diduga palsu adalah asli, atau tidak dipalsukan. Masyarakat agar tidak ragu untuk mengimunisasi putra putrinya dengan vaksin yang menjadi program pemerintah, baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu, maupun di klinik. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan nama-nama rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lain yang membeli dan menggunakan vaksin palsu.

Mayoritas rumah sakit itu membeli vaksin palsu atas persetujuan pimpinan tertingginya.

Nila memaparkan data rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan yang menggunakan vaksin palsu pada rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (14/7/2016).

Rapat tersebut merupakan lanjutan dari rapat sehari sebelumnya.

Selain dihadiri Menkes, rapat kemarin juga dihadiri Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Bareskrim Polri, Biofarma, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Pengungkapan 14 fasyankes (fasilitas dan layanan kesehatan) ini sudah disepakati dengan Bareskrim Polri," kata Nila.

Data tersebut menyatakan, ada 14 rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu.

Berita Rekomendasi

Sebanyak 13 rumah sakit berlokasi di Kota maupun Kabupaten Bekasi sedangkan satu rumah sakit lainnya berada di Jakarta, yakni RS Harapan Bunda di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Data tersebut juga menyatakan modus operansi penawaran maupun pembelian vaksin palsu.

Seluruh rumah sakit di Bekasi mendapatkan penawaran vaksin dari sales bernama Juanda yang bekerja untuk CV Azka Medika.

Penawaran tersebut diajukan sampai ke direktur rumah sakit. Setelah direktur setuju, maka proses pembelian diselesaikan dan vaksin dikirim hingga menjadi persediaan di rumah sakit yang bersangkutan.

Hanya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, yang proses pembeliannya berbeda.

Vaksin palsu di RS Harapan Bunda ditawarkan oleh sales M Syahrul kepada perawat bernama Irna.

Lalu, Irna meminta tanda tangan dokter dan vaksin palsu pun masuk sebagai persediaan rumah sakit.

Polisi telah menetapkan Irna sebagai tersangka kasus vaksin palsu.

Dia berperan sebagai penyedia botol bekas bagi produsen vaksin palsu yakni pasangan Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina.

Seperti diketahui, polisi juga telah menetapkan suami istri warga Bekasi itu sebagai tersangka pembuat vaksin palsu.

Pada rapat Rabu (13/7/2016) siang, Nila mengungkapkan, vaksin palsu beredar di sembilan wilayah yakni Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pangkal Pinang, dan Batam.

Nila juga menyatakan, Kemenkes belum bisa menjatuhkan sanksi kepada rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu.

Menurutnya, perlu diteliti lebih jauh apakah pengadaan vaksin palsu di rumah sakit tersebut atas izin pimpinan rumah sakit atau ulah oknum-oknum tertentu.

"Lihat dulu, apakah manajemennya atau direkturnya ikut mengesahkan pembelian (vaksin palsu) atau hanya oknum. Kami harus lihat, kalau itu perbuatan oknum apakah kami harus menutup rumah sakitnya? Itu yang akan kami nilai terlebih dulu," kata Nila, Rabu siang.

"Tapi kalau sampai direktur rumah sakitnya juga terlibat mengesahkan untuk membeli (vaksin) dari distributor tidak resmi, bahkan palsu, nah dia akan kena hukuman dan bisa juga ditutup karena dia mengizinkan membeli pembelian tersebut," imbuhnya.

Polri Janji Usut Tuntas
Terpisah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan Polri tetap menyidik kasus vaksin palsu. Namun Polri tidak ingin penyidikan tersebut menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

"Kasusnya masih ditangani, kami lakukan penindakan dan jangan sampai menimbulkan kegaduhan di masyarakat," katanya di Gedung Perguruan Tinggi/Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK/STIK), Jakarta Selatan, Kamis siang.

Tito menambahkan soal jumlah rumah sakit yang menerima vaksin palsu, penyidik Bareskrim akan mengusut sampai tuntas.

Tujuan lain pengusutan itu adalah untuk mengetahui bagaimana vaksin-vaksin palsu itu bisa masuk ke rumah sakit dan siapa pelakunya atau yang bertanggung jawab apakah korporasi atau perorangan. (ferdinand/theresia felisiani)

Daftar RS Penerima Vaksin Palsu:

1; Rs Harapan Bunda
Alamat Kramat Jati, Jaktim
Sales: M Syahrul
Modus: Syahrul menawarkan vaksin lewat Irna, perawat. Irna lalu meminta tanda tangan dokter sehingga vaksin palsu masuk ke persediaan rumah sakit.

2. Dr. Sander,
Cikarang, Kab. Bekasi
Sales:Juanda (CV Azka Medika)
Modus
Juanda mengajukan penawaran harga vaksin via email hingga disetujui direktur RS.

3. Bhakti Husada, Terminal Cikarang

4.Sentral Medika,
Jalan Industri Pasir Gembong, Bekasi
Modus: Sales Juanda mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan lalu disetujui direktur RS.

5. Puspa Husada, Bekasi

6. Karya Medika, Tambun, Bekasi

7.Kartika Husada,
Setu, Kab. Bekasi

8. Sayang Bunda,
Pondok Ungu, Bekasi

9.Multazam, Bekasi

10. Permata, Bekasi

11.Gizar,
Cikarang, Kab. Bekasi

12.Elisabeth
Narogong, Kota Bekasi

13.Hosana, Lippo Cikarang, Kab. Bekasi

14.Hosana
Jl Pramuka, Bekasi

Non-RS
1.Bidan Lia
Sukatani, Cikarang, Kab. Bekasi
Suplier:Juanda, CV Azka Medika

2.Bidan Lilik
Perum Graha Melati, Tambun, Kota Bekasi

3.Klinik Bidan Tabina
Sukatani, Cikarang, Kab. Bekasi

4.Bidan Iis
Perumahan Seroja, Kota Bekasi

5.Klinik dr Dafa
Cikarang, Kab. Bekasi

6.Bidan Mega
Cikarang, Kab. Bekasi

7.Bidan M Elly Novita
Ciracas, Jakarta Timur
Kartawinata alias Ryan

8. Klinik dr Ade Kurniawan
Rawa Belong, Jakarta Barat

Sumber: Bahan Rapat Kerja Menteri Kesehatan dengan Komisi IX DPR, Kamis (14/7)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas