Sisa Anak Buah Santoso Diprediksi akan Gabung Kelompok Abu Sayyaf di Mindanao
Eksistensi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso segera berakhir pasca-tewasnya Abu Wardah alias Santoso.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
"Dan MIB meski tidak punya basis kekuasaan, mereka masih bisa countre attack dan masih bisa beraksi dengan bom," tuturnya.
Ia menambahkan, kelompok teroris seperti MIT dan Abu Sayyaf yang melakukan jihad dengan jalan kekerasan tidak mengenal istilah balas dendam kendati pimpinan mereka tewas.
Adapun aksi teror maupun serangan yang kemungkinan akan terjadi pada kemudian hari adalah bentuk mempertahankan diri dan pelaksanaan atas perintah atau seruan pimpinan kelompok yang mempunyai ideologi sama, seperti seruan dari pimpinan ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi, di Suriah.
"Jihad itu ibadah tertinggi, sangat luhur dan sangat sakral. Sehingga tidak boleh ada motif personal," ujarnya.
Wasiat Santoso
Dalam pengamatan Al Chaidar, organisasi MIT tidak mengenal suksesi kepemimpinan kendati pimpinan mereka, Santoso, tewas.
Dengan demikian, maka kemungkinan besar eksistensi kelompok MIT tersebut berakhir pasca-tewasnya Santoso.
"Kalau ada kelanjutannya dari kelompok tersebut nanti, berarti Santoso telah membuat wasiat untuk penerusnya," ujarnya.
Menurutnya, yang berpeluang besar meneruskan kepemimpinan Santoso adalah Basri. Sebab, orang kepercayaan Santoso tersebut telah lama bersama Santoso di hutan Poso dan lebih mnengenal para anggotanya.
"Ali Kalora orang kepercayaan Santoso juga. Tapi, dia tidak begitu dekat dengan Santoso," ujarnya.