Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita KSAU Terjun Bebas dari Pesawat dan Mendarat Tanpa Roda

Terjun bebas menggunakan kursi pelontar (eject) dialami Agus ketika masih menjadi siswa CTC

Penulis: Valdy Arief
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cerita KSAU Terjun Bebas dari Pesawat dan Mendarat Tanpa Roda
Valdy Arief/Tribunnews.com
Agus Supriatna 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menceritakan pengalamannya terjun bebas dari pesawat dengan kursi pelontar dan mendarat tanpa roda saat masih menjadi penerbang pesawat tempur.

Dua hal itu, Agus ungkapkan dalam buku biografinya bertajuk "Dingo Menembus Limit Angkasa" yang baru diluncurkan hari ini, Sabtu (23/7/2016).

Terjun bebas menggunakan kursi pelontar (eject) dialami Agus ketika masih menjadi siswa CTC (Combat Training Course) pada 10 Agustus 1983.

Saat itu, Agus yang menerbangkan pesawat tempur Hawk MK-53 bersama seorang instruktur bernama Teuku Syahrial sedang melaksanakan simulasi perang udara.

Namun, dalam perang tiruan itu, secara mendadak pesawat yang dikemudikan Agus dan instrukturnya hilang kendali.

Mereka pun akhirnya memilih untuk meninggalkan pesawat, demi keselamatan, dengan kursi pelontar (eject).

"Saya eject dan jatuh di daerah Pacitan (Jawa Tengah)," kata Agus dalan acara peluncuran buku biografinya di Wisma Angkasa, Jalan Wijaya XIII, Jakarta.

Berita Rekomendasi

Akibat upaya penyelematan diri, perwira bintang empat itu patah kakinya dan harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 3,5 bulan.

Tidak sampai di sana, Pimpinan TNI Angkatan Udara ini juga menceritakan pengalaman lain selama menjadi pilot pesawat tempur.

Peristiwa yang disebut Agus paling mengesankan selama hidupnya adalah saat mendaratkan pesawat tanpa roda atau belly landing di Landasan Udara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Mendarat tanpa roda dilakukannya pada 1986, sewaktu menerbangkan A-4 Skyhawk yang mendadak tidak mau keluar roda sebelah kirinya.

Hal itu membuat Agus langsung melapor ke Komandan Lanud tersebut pada waktu itu, Marsma F.X. Suyitno.

"Perintah komandan pangkalan, harus ke selatan ada kebun tebu yang sudah diamankan. Saya disuruh eject," katanya.

Namun, Agus sudah kapok menggunakan kursi pelontar. Dia pun terpaksa membantah perintah komandannya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas