Di Kampungnya, Gembong Narkoba Freddy Budiman Ngaku Berbisnis Kaca Mata di Jakarta
"Ngakunya ke saya dia berbisnis kacamata. Punya toko optik di Kalimantan," kata Salamun.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Berita Freddy Budiman akan dieksekusi membuat kaget Salamun (49), teman masa kecil Freddy Budiman di kampung halamannya di Jalan Krembangan Baru, RT 3/RW I, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Surabaya.
Menurut Salamun, saat terakhir bertemu beberapa tahun lalu, Freddy mengaku berbisnis kacamata di Kalimantan. Salamun mengaku lupa tahun berapa terakhir dia bertemu Freddy.
"Ngakunya ke saya dia berbisnis kacamata. Punya toko optik di Kalimantan," kata Salamun, Kamis (28/7/2016).
Dia mengaku memang mendengar berita jika di Lapas Nusa Kambangan Cilacap akan ada eksekusi mati narapidana.
"Saya kaget, ternyata Freddy yang akan dieksekusi mati itu adalah Freddy teman saya," ujarnya.
Salamun sedikit mengenang momen dia bersama Freddy saat kerap bermain bersama puluhan tahun lalu.
"Saat bermain billiar, saya yang bagian menulis skor. Freddy itu jago main billiar," kata dia.
Menginjak usia remaja, Salamun dan Freddy pun sudah tidak pernah bertemu.
Freddy pergi ke Jakarta. Setelah itu, dia sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Freddy.
Freddy adalah satu dari 14 narapidana yang akan dieksekusi mati dalam waktu dekat.
Rumah yang ditempati keluarga Freddy sejak beberapa hari terakhir kosong, karena semuanya berada di Cilacap untuk mengawal proses eksekusi.
Freddy Budiman divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 2012 karena "mengimpor" 1,4 juta butir ekstasi dari China.
Freddy diduga masih mengatur peredaran narkotika dari balik jeruji. Permintaan terakhir Freddy sebelum dieksekusi, minta dikebumikan di Surabaya, di kampung halamannya.
Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal