Rusuh Tanah Karo dan Tanjung Balai, Dialog Tetap Dikedepankan
Dialog ini dilakukan untuk mencari akar permasalahan dan menemukan solusi.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain penegakan hukum terhadap pelaku tindak kekerasan di Tanjung Balai dan Tanah Karo Sumatera Utara, pemerintah setempat bersama instansi terkait juga berdialog dengan warga.
"Penegakan hukum tetap jalan. Dialog tetap jalan," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kepada wartawan ditemui di bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (31/7/2016).
Dia menjelaskan, dialog dilakukan melibatkan unsur aparat kepolisian, TNI, pemerintah setempat, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), dan DPR.
Dialog ini dilakukan untuk mencari akar permasalahan dan menemukan solusi.
Untuk permasalahan di Tanah Karo, kata dia, warga menghendaki relokasi itu dibicarakan kembali di desa Lingga.
Mereka memberikan saran agar relokasi pengungsi Gunung Sinabung, yang empat desa tadi, itu ditempatkan di tempat lain.
"Itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan pemerintah daerah dan pusat sehingga kami mengharapkan titik temu, solusi, dan jalan keluar bagi relokasi empat desa pengungsi Gunung Sinabung ini," kata dia.
Sementara itu untuk permasalahan di Tanjung Balai, menurut dia, pertemuan dengan masyarakat telah dilakukan.
Mereka menyepakati untuk menjaga ketertiban di Tanjung Balai.
Kerusuhan di Kabupaten Karo menyebabkan seorang warga tewas.
Kerusuhan dipicu penolakan massa terhadap rencana relokasi mandiri korban erupsi Gunung Sinabung.
Selain itu terjadi aksi anarkis dimana sekelompok massa melakukan pengrusakan di beberapa tempat ibadah di Tanjung Balai sejak Jumat (29/7/2016) malam hingga Sabtu (30/7/2016) dini hari.
Aksi ini dipicu karena ada permintaan seorang warga keturunan Tionghoa berinisial M yang meminta mengecilkan volume suara mikrofon di Mesjid Almakshum di Jalan Karya.