Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ada Lagi Tebusan Untuk Sandera

Keluarga anak buah kapal (ABK) Tug Boat (TB) Charles 00 makin was-was dan khawatir menunggu nasib para ABK

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tak Ada Lagi Tebusan Untuk Sandera
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Isteri korban sandera Abu Sayyaf Dian Megawati Ahmad (kedua kiri) didampingi anggota Komisi I DPR F PDIP, Charles Honoris (kanan) dan Irine Yusiana Roba Putri menemui Direktur PWNI (kedua kanan) dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal (kiri), berbicara kepada wartawan usai menanyakan kejelasan dari pemerintah terkait upaya pembebasan para sandera di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016). Tujuh kru Kapal Charles diketahui telah disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak 22 Juni 2016. Ketujuh ABK WNI tersebut adalah Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (juru mudi). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Mega menambahkan, dirinya dan keluarga ABK lainnya tidak akan meninggalkan Jakarta sampai benar‑benar ada progres yang signifikan dilakukan pemerintah guna membebaskan seluruh WNI yang disandera.

Selama berada di Jakarta, keluarga sandera didampingi Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI). Selain Mega, juga terdapat Elona, istri Robin Piter, Abdul Muis ayah Kapten Feri Ariffin, Rushi kakak Edy Suryono dan Aghrita Permata anak M Natsir.

'No Ransom Policy'

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tidak menggunakan uang tebusan dalam menyelesaikan persoalan penyanderaan atau No Ransom Policy.

"Kalau pemerintah Indonesia sudah jelas pasti policy adalah no ransom policy," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/8).

Retno mengatakan, Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Filipina terkait kondisi 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf untuk upaya pembebasan.

Disamping itu, kata Retno, tiga menteri pertahanan dari Indonesia, Malaysia dan Filipina terus melakukan komunikasi untuk membentuk joint patrol atau patroli bersama di perairan yang rawan perompakan.

Berita Rekomendasi

Namun, Retno mengatakan, dirinya belum mengetahui persis sejauh mana pembicaraan yang dilakukan menteri pertahanan tiga negara di Bali kemarin.
"Belum. Ini saya akan lakukan pembicaraan dengan Pak Menhan dengan hasil pertemuan di Bali," tutur Retno. (cde/tribunnews)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas