Beginilah Penampakan KRI Tarakan-905, Kapal Terbaru Milik TNI AL
Sebagai kapal BBM, KRI Tarakan mampu memuat 5.500 meter kubik bahan bakar, serta mampu melakukan bekal ulang di lautan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Senin pagi (8/8/2016), di Dermaga Dok Kodja Bahari Jakarta Utara, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi meresmikan beroperasinya KRI Tarakan-905.
KRI Tarakan merupakan jenis kapal Bantu Cair Minyak (BCM) yang pertama dibuat di dalam negeri.
Nantinya semua kapal BCM yang dibuat di dalam negeri akan mengacu kepada desain KRI Tarakan.
Kementrian pertahanan sendiri memesan dua buah kapal BCM kelas Tarakan kepada PT. Dok Kodja Bahari. Kapal kedua rencananya akan selesai pada pertengahan atau akhir tahun 2017.
KSAL Laksamana TNI Ade Supandi meninjau ruangan KRI Tarakan-905. Sumber gambar: Valian Danendra.
KRI Tarakan-905 memiliki bobot sekitar 2.400 ton dan panjang 122 meter. Kapal ini juga mampu dipacu hingga kecepatan 16 knot serta memiliki helipad yang mampu didarati helikopter sekelas NBell-412.
Sebagai kapal BBM, KRI Tarakan mampu memuat 5.500 meter kubik bahan bakar, serta mampu melakukan bekal ulang di lautan yang dikenal dengan metode RAS atau Replenishment at Sea.
Usai diresmikan, KRI Tarakan akan bergabung di Satuan Bantuan Komando Armada Timur TNI AL.
Yang unik dari kapal ini adalah kisah peresmiannya.
Sebenarnya pada 2014 lalu, KRI Tarakan sempat diresmikan oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Bahkan kapal ini sempat melakukan sailing pass pada HUT TNI tahun 2014.
Namun, akhirnya kapal dikembalikan ke pembuatnya di Dok Kodja Bahari. Ternyata, sebagian peralatan pada tahun itu belum komplit terpasang.
“Waktu itu yang penting bisa bernavigasi, kemudian berlayar dengan aman mengikuti sailing pass,” Jelas KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. Meski demikian, pengadaan kapal yang ditandatangani pada 2011 lalu ini memang sudah sangat telat dari jadwal. “Beberapa keterlambatan itu sudah dibicarakan, termasuk dendanya sesuai aturan,” imbuh KSAL.
Hingga kini TNI AL memiliki enam buah kapal bantu cair yang usianya sudah sangat tua. Pengadaan kapal bantu logistik seharusnya juga diutamakan karena peran strategisnya.
PENULIS: Valian Danendra/*ron