Densus 88 Geledah Tempat Persembunyian Kelompok Teroris Batam
Selain penelusuran lokasi, kami juga melakukan penelusuran pada konten komunikasi khususnya melalui facebook antara kelompok Batam dengan Bahrun Naim
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima terduga teroris yang ditangkap di Batam, Kepulauan Riau, hingga kini masih dibawa Densus 88 Antiteror Polri untuk kepentingan pengembangan.
Mereka dibawa untuk menunjukan sejumlah titik di wilayah Batam yang diduga berkaitan dengan kegiatannya.
"Terduga kelompok Batam sementara masih proses penyidikan terutama dalam proses penelusuran terhadap berbagai barang ataupun persiapan-persiapan yang mereka lakukan selama di Batam," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, Selasa (9/8/2016) di Mabes Polri.
Boy mengatakan pascapenangkapan lima terduga teroris, Densus 88 terus bergerak melakukan penggeledahan di sejumlah tempat persembunyian atau yang kerap dijadikan sebagai "Save house" mereka selama di Batam.
"Selain penelusuran lokasi, kami juga melakukan penelusuran pada konten komunikasi khususnya melalui facebook antara kelompok Batam dengan Bahrun Naim di Suriah," ucap Boy.
Terpisah, Kapolda Kepeluan Riau, Brigjen Pol Sam Budigusdian mengungkap kelompok Batam memiliki tempat latihan menembak dan menggunakan berbagai jenis senjata di kawasan Nongsa, Batam.
"Tempat latihan di Nongsa (Batam). Makanya saat ditangkap ditemukan senjata laras panjang dan laras pendek jenis airsoft gun yang digunakan untuk latihan. Ada juga senjata api laras panjang yang belum dirakit," ungkap Sam Budigusdian.
Senjata tersebut digunakan untuk melatih calon anggota yang hendak dikirim ke Suriah atau untuk melakukan aksi pada target yang sudah ditetapkan sesuai perintah Bahrun Naim.
Sehingga saat dikirim ke Suriah, bergabung dengan Bahrun, anggota rekrutan mereka itu sudah terbiasa menggunakan senjata.
"Tugas jaringan batam memang untuk merekrut dan fasilitas anggota ke Suriah, jadi ada tempat latihan menggunakan senjata," katanya.
Termasuk kasus Dwi Djoko Wiwoho yang dinyatakan hilang diduga berangkat ke Suriah.
Dwi Djoko juga difasilitasi kelompok Batam.
Terakhir kali, Dwi Djoko menjabat sebagai Direktur PTSP dan Investasi BP Batam.
Ia tidak kembali bekerja usai libur Lebaran Idul Fitri 2015 .