Indonesia Menanti Peran Aktif Perempuan Alumni Timur Tengah
Sejarah, ungkap Hidayat, mencatat dengan tinta emas peran aktif alumni Timur Tengah pada masa kemerdekaan Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR-RI Hidayat Nurwahid mengatakan Indonesia membuka peluang pengabdian seluas-luasnya untuk para perempuan alumni Timur Tengah (Timteng) untuk bangsa, negara dan umat.
Sejarah, ungkap Hidayat, mencatat dengan tinta emas peran aktif alumni Timur Tengah pada masa kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut antara lain Abdoel Kahar Moezakir, yang pernah menjabat sebagai rektor Universitas Islam Indonesia.
Dia adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan RI (BPUPKI). Bersama sejumlah tokoh antara lain Agoes Salim, yang juga alumni Timur Tengah, menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam proses awal berdirinya NKRI.
“Hari ini perjuangan dan perjuangan untuk alumni (Timteng) tetap terbuka,” kata Hidayat yang juga Ketua Perhimpunan Alumni Timteng usai melantik Pengurus Perwatt di Aula Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (14/8/2016).
Banyak tugas, menurut Hidayat, yang bisa dikerjakan antara lain adalah melawan stigmatisasi negatif terhadap alumni Timteng yang diidentikkan dengan terorisme dan radikalisme.
Ia menegaskan stigma tersebut jelas salah. Justru, jebolan perguruan tinggi di Timteng adalah agen-agen moderasi Islam.
Ia menyebut misalnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dan sejumlah petinggi di ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam, merupakan alumni Timteng.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri, A M Fachir, sumbangan alumni Timteng tidaklah sedikit. Ia menduga prinsip dan dasar pemikiran dari Pembukaan UUD 1945, merupakan sumbangan gagasan para tokoh Islam, tak terkecuali alumni Timteng.
Fachir menyatakan, merujuk sejumlah sumber, dukungan terkuat luar negeri untuk kemerdekaan RI, datang dari Timur Tengah.
Tujuh negara yang tergabung dalam liga Arab, mendeklarasikan dukungan mereka terhadap kemerdekaan RI. Dalam konteks masa kini, ia berharap, para alumni bisa berkiprah lebih lagi dan meneberkan keberkahan di mana-mana.
Ketua Umum Perwatt, Nabilah Lubis mengatakan forum ini merupakan wadah alumni untuk berkomunikasi dan bersinergi. Banyak agenda-agenda bersama yang akan dikerjakan sebagai bentuk khidmah kepada masyarakat. Agenda utama yang menjadi prioritas Perwatt, ungkap
Nabilah, adalah program dakwah di kalangan perempuan dan memperkuat akidah. Masih banyak kalangan perempuan yang belum tersentuh dakwah dengan maksimal, seperti para narapidana di lembaga pemasyarakatan perempuan.
Hadir dalam pelantikan pengurus Perhimpunan Wanita Alumni Timteng (Perwatt), sejumlah alumni senior Timteng antara lain M Quraish Shihab, Alwi Shihab, dan Chuzamah Y Tango serta Dubes Mesir untuk RI, Bahaa Dessouki.
Sastrawan senior, Taufiq Ismail, yang pernah belajar di America University, Kairo, selama setahun didaulat membacakan puisi pada acara yang dirangkai dengan halal bi halal ini.