Rating Persidangan Jessica Wongso Lebih Tinggi Ketimbang Perombakan Kabinet
Masyarakat lebih memperhatikan peliputan sidang Jessica Kumala Wongso ketimbang langkah Presiden Joko Widodo merombak susunan kabinet kali kedua.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat kurang memperhatikan langkah Presiden Joko Widodo merombak kali kedua susunan kabinetnya pada akhir Juli lalu.
Padahal saat kabinet baru diumumkan, langkah Presiden Jokowi mendapat porsi peliputan besar di berbagai media nasional baik televisi, online dan cetak.
Hal tersebut terekam lewat hasil survei Indikator Politik Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di berbagai kota di Indonesia, pada 1 sampai 9 Agustus lalu.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, mengatakan 53 persen responden mengaku tak tahu Presiden Joko Widodo merombak kabinet kali kedua.
Ia meyakini temuannya itu akurat. Karena salah seorang kenalannya bernama Toto yang merupakan petinggi televisi swasta, mengatakan rating tayangan soal perombakan kabinet jauh lebih kecil, ketimbang tayangan soal sidang Jessica Kumala Wongso, yang didakwa membunuh Wayan Mirna Salihin, dengan sianida.
"Mas toto bahkan menyebut reshuffle ratingnya lebih rendah dari sidang Jessica," ujar Burhanudin dalam pemaparan di kantornya, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).
Sebanyak 53 persen responden mengaku tahu perombakan kabinet, 63 persen mengaku yakin kebijakan itu akan berdampak positif terhadap kinerja pemerintah, 17 responden mengaku kurang yakin, 10 persen mengaku sangat yakin, 9 persen mengaku tidak tahu dan hanya 1 persen yang mengaku tidak yakin sama sekali.
Mayoritas yang menyadari perombakan kabinet adalah responden di DKI Jakarta dan Banten. Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia di dua perovinsi itu menemukan 64 persen responden mengaku tahu, dan hanya 36 persen yang mengaku tidak tahu.
Di Sumatera kondisinya tidak jauh berbeda, 62 persen respondennya mengaku tahu, dan hanya 38 persen yang mengaku tidak tahu.
Di Jawa Barat jumlahnya hampir imbang, 51 persen responden mengaku tahu, dan 49 persen sisanya mengaku tidak tahu. Di Jawa Tengah - DIY, 58 persen mengaku tahu, dan 32 persen mengaku tidak tahu.
"Di Jawa Timur mayoritasnya tidak tahu. Lima puluh delapan persen responden mengaku tidak tahu adanya reshuffle," sambung Burhanudin.