Habibie Award untuk Inovasi Garam yang Diolah Jadi Bahan Baku Obat
Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) menggelar 'Anugerah BJ Habibie Technology Award 2016 (BJHTA), Inovasi garam menjadi obat dapat award.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) menggelar 'Anugerah BJ Habibie Technology Award 2016 (BJHTA)'.
Award tersebut diberikan kepada para pelaku teknologi yang berjasa dalam mengharumkan nama Indonesia.
Acara penghargaan dilakukan di Kediaman Bacharuddin Jusuf Habibie, di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016).
BPPT memberikan penghargaan BJHTA kepada para pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, serta berdedikasi tinggi terhadap bangsa dan negara dalam menyumbangkan inovasi dan kreasi demi menghasilkan karya nyata berupa teknologi yang unggul pada bidangnya masing-masing.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Tim Garam Farmasi yang terdiri dari Tujuh Orang dengan latar belakang kompetensi sebagai Peneliti dan Perekayasa BPPT.
Mereka adalah Imam Paryanto, Bambang Srijanto, Eriawan Rismana, Wahono Sumaryono, Tarwadi, Purwa Tri Cahyana, serta Arie Fachruddin.
Tim Riset tersebut telah berhasil menciptakan inovasi, berupa Garam Farmasi yang berguna sebagai Bahan Baku Obat-Obatan.
Penghargaan tersebut diberikan pada Tim Riset yang berhasil menciptakan inovasi, berupa Garam Farmasi yang berguna sebagai Bahan Baku Obat-Obatan.
Sebagai pengingat, bahan baku obat-obatan tersebut selama ini diklaim hampir 100 persen masih diimpor dari luar negeri.
Kini, 'Inovasi Garam Farmasi' telah diproduksi massal oleh PT Kimia Farma.
Dengan adanya inovasi tersebut, diharapkan bisa menciptakan kemandirian industri farmasi nasional agar mengurangi impor produk dari luar negeri.